Bursa Asia Ditutup Mixed, STI Melesat, Shanghai Babak Belur!

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
27 September 2021 16:53
An investor takes a nap in front of a board showing stock information at a brokerage office in Beijing, China October 8, 2018. REUTERS/Jason Lee
Foto: Ilustrasi Bursa China (REUTERS/Jason Lee)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Asia ditutup bervariasi pada perdagangan Senin (27/9/2021), di mana perhatian investor kembali tertuju pada krisis keuangan Evergrande.

Indeks Hang Seng Hong Kong ditutup naik tipis 0,07% ke level 24.208,78, Straits Times Singapura melesat 1,27% ke 3.100,3, dan KOSPI Korea Selatan terapresiasi 0,27% ke 3.133,64.

Sementara untuk indeks Nikkei Jepang ditutup turun tipis 0,03% ke level 30.240,06, Shanghai Composite China merosot 0,84% ke 3.582,83, dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 0,36% ke posisi 6.122,49.

Perkembangan kasus Evergrande masih mempengaruhi pergerakan beberapa bursa saham Asia pada hari ini, di mana perseroan belum menjelaskan lebih lanjut dari proses pembayaran bunga obligasi denominasi dolar Amerika Serikat (AS) yang jatuh tempo pada Kamis (23/9/2021) lalu.

Di lain sisi, bank sentral China kembali menyuntik dana sebesar 100 miliar yuan (US$ 15,47 miliar) atau sekitar Rp 220 triliun ke perekonomian pada hari ini. Dengan demikian sejak pekan lalu, total bank sentral China ini menyuntikkan likuiditas sebesar 320 miliar yuan, terbesar sejak Januari lalu.

Suntikan likuiditas yang dilakukan bank sentral China guna menenangkan pasar yang dibuat cemas akibat masalah krisis utang Evergrande.

Namun, hal ini hanya mempengaruhi sedikit ke indeks Hang Seng pada hari ini, sehingga indeks saham acuan Hong Kong tersebut masih dapat menguat tipis.

Di lain sisi, saham sektor energi dan konsumer bahan pokok menjadi penyelamat dan pendorong indeks Hang Seng pada hari ini.

Sub-indeks energi melesat 2%, dibantu oleh kenaikan saham perusahaan minyak dan gas utama China, CNOOC Ltd yang ditutup melonjak 5,1%, setelah perseroan berencana melakukan listing di bursa Shanghai China.

Sedangkan sub-indeks konsumer, sub-indeks perawatan kesehatan, dan sub-indeks keuangan masing-masing bertambah 1,1%, 0,9% dan 0,4%.

Namun, krisis listrik di China membuat indeks Shanghai ditutup merosot, di mana krisis listrik tersebut disebabkan oleh ketatnya pasokan batu bara dan standar emisi yang semakin ketat. Hal ini memicu kontraksi industri berat di beberapa wilayah.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular