Disebut Ada Korupsi, Begini Kondisi di PTPN Kini

Market - Monica Wareza, CNBC Indonesia
24 September 2021 09:20
Hari yang cerah para petani mulai bekerja memetik daun teh di kawasan Pasir Jambu, Bandung, Jawa Barat. Teh merupakan satu dari 15 komoditas utama dan unggulan perkebunan Indonesia.



Jawa Barat merupakan produsen teh terbesar di Indonesia. Sekitar 70% produksi teh nasional berasal dari provinsi ini.


Jawa Barat menjadi lokasi pengembangan perkebunan teh karena daerahnya yang subur, udaranya sejuk, dan topografinya yang bergunung-gunung yang sangat cocok untuk tanaman teh.



Kebun teh dikawasan ini tak hanya dikelola badan usahan namun terdapat juga kebun teh rakyat. Kebun teh rakyat merupakan budidaya yang diusahakan secara mandiri oleh masyarakat tanpa berbentuk badan usaha. 


Setiap pagi para petani sudah sibuk beraktivitas untuk memetik dan dikumpulkan di wadah yang  dipikul sambil menggunting daun-daun teh terbaik di perkebunan tersebut.


Menurut mereka dalam sehari mereka dapat memetik sebanyak 1 kwintal dari perkebunan teh rakyat ini dan dibawa ke pabrik untuk diolah



Disela sela aktivitas memetiknya, para petani tersebut berkumpul untuk beristirahat diselingi canda gurau untuk menghilangkan letihnya.


Produksi teh dalam negeri beberapa tahun terakhir cenderung melandai karena penyusutan areal perkebunan. 

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, produksi daun teh kering dalam negeri bergerak fluktuatif dalam 5 tahun terakhir. Produksi tertinggi daun teh kering sebanyak 154.369 ton yang terjadi pada 2014.

Dalam kurun 18 tahun terakhir, jumlah ekspor teh berkurang lebih dari separuh. Dari 105.581 ton pada 2000 menjadi 49.038 ton pada 2018.



Peringkat Indonesia sebagai negara pengekspor teh turun cukup banyak dari urutan ke-5 di dunia pada 2004 menjadi peringkat ke-12 pada 2018.

(CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto) Foto: Perkebunan teh di Kawasan Pasir Jambu, Bandung, Jawa Barat (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pernyataan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengenai adanya korupsi terselubung yang terjadi di PT Perkebunan Nusantara (Persero)/PTPN disebut terjadi di masa lalu. Saat ini perusahaan telah berupaya untuk memperbaiki kondisi perusahaan agar hal yang sama tidak terjadi lagi di kemudian hari.

Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan kondisi yang saat ini ada di perusahaan sudah jauh lebih baik dibanding dengan kondisi masa lalu.

"Pernyataan Pak Menteri terkait kemungkinan korupsi di masa lalu dan permasalahan hutang PTPN adalah gambaran masa lalu. Yang sekarang jauh lebih baik. Pendeknya, PTPN sudah melakukan banyak upaya agar kasus di masa lalu tidak terulang," kata Arya dalam keterangannya, dikutip Jumat (24/9/2021).

Beberapa langkah yang sudah dilakukan perusahaan seperti transformasi PTPN Group dan berhasil mencatatkan kinerja yang positif Rp 2,3 triliun di akhir Agustus 2021 lalu dibanding dengan kerugian Rp 1,6 triliun di akhir tahun lalu.

Hal ini bisa dicapai berkat restrukturisasi yang telah dilakukan perusahaan pada awal tahun ini. Berkat restrukturisasi ini perusahaan bisa mendapatkan relaksasi utang-utangnya.

"PTPN komit untuk menerapkan budaya bersih, hal ini ditandai dengan secara tegas menerapkan beberapa tindakan pencegahan dan pemberantasan korupsi di PTPN Group," tegasnya.

Dia menjelaskan, perusahaan telah mendapatkan sertifikasi SMAP ISO 37001 (Sistem Manajemen Anti Penyuapan) pada akhir 2020 lalu. Saat ini juga tenga dilakukan audit SMAP di lingkungan PTPN Group oleh konsultan.

Perusahaan juga telah menandatangani nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) dengan KPK terkait dengan whistleblower.

Manajemen perusahaan juga telah melakukan pelaporan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) pada 2020 lalu.

Dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI pada Rabu (22/9/2021) lalu Erick Thohir menyebut beban utang 'segunung' yang dicatatkan PTPN merupakan bentuk korupsi yang terselubung yang berlangsung sejak lama.

Korupsi terselubung tersebut membuat perusahaan akhirnya terbebani utang hingga Rp 43 triliun yang mulai diperbaiki oleh manajemen baru. Sehingga aksi korupsi tersebut harus diungkap dan orang yang bertanggungjawab terhadap hal itu harus dituntut.

"Contoh di PTPN ada step-nya di mana step yang harus dilakukan ketika PTPN punya utang Rp 43 triliun dan ini merupakan penyakit lama dan kita sudah tahu dan ini suatu yang saya rasa korupsi terselubung, harus dibuka dan dituntut yang melakukan ini," kata Erick, Rabu (22/9/2021).

Lantaran tingginya beban utang in, saat ini PTPN harus melakukan restrukturisasi utang dengan nilai tertinggi yang pernah dilakukan oleh BUMN. Utang ini berupa pinjaman PTPN secara konsolidasi kepada bank dalam negeri dan asing.

Selain itu, untuk mempertahankan operasionalnya, mau tak mau perusahaan ini harus melakukan efisiensi keuangan.

Pada April 2021 lalu perusahaan ini telah menyelesaikan restrukturisasi atas utang banknya senilai kurang lebih Rp 45,3 triliun.

Restrukturisasi terakhir ini dilakukan atas kredit dari bank asing yang ditandai dengan ditandatanganinya Intercreditor Agreement (ICA) dengan seluruh 18 anggota kreditur sindikasi dolar AS dan SMBC Singapore selaku agen.

Nilai kredit yang direstrukturisasi dari bank asing ini dengan limit senilai US$ 390,60 juta atau juga dirupiahkan dengan kurs saat ini mencapai Rp 5,46 triliun (asumsi Rp 14.000/US$).


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Erick Murka, PTPN Sarang Korupsi & Minta Kasus Diungkap


(hps/hps)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading