
Tapering Mendekat, Rupiah Malah Pede Kasih Sinyal Menguat

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah mengawali perdagangan Kamis (23/9) dengan menguat 0,07% melawan dolar Amerika Serikat (AS) ke Rp 14.230/US$. Tetapi setelahnya rupiah berbalik melemah dan tertahan di zona merah hingga pertengahan perdagangan.
Mata Uang Garuda sempat melemah 0,14% ke Rp 14.260/US$, tetapi berhasil dipangkas dan berada di Rp 14.255/US$, melmeah 0,11% pada pukul 12.00 WIB.
Meski demikian, rupiah menunjukkan tanda-tanda bisa kembali menguat. Di pasar non-deliverable forward (NDF) rupiah siang ini lebih kuat ketimbang beberapa saat sebelum pembukaan perdagangan pagi tadi.
Periode | Kurs Pukul 8:54 WIB | Kurs Pukul 11:54 WIB |
1 Pekan | Rp14.246,50 | Rp14.219,7 |
1 Bulan | Rp14.276,00 | Rp14.273,0 |
2 Bulan | Rp14.327,00 | Rp14.307,0 |
3 Bulan | Rp14.343,30 | Rp14.354,0 |
6 Bulan | Rp14.473,00 | Rp14.488,5 |
9 Bulan | Rp14.652,00 | Rp14.647,0 |
1 Tahun | Rp14.759,50 | Rp14.773,1 |
2 Tahun | Rp15.458,40 | Rp15.442,6 |
NDF adalah instrumen yang memperdagangkan mata uang dalam jangka waktu tertentu dengan patokan kurs tertentu pula. Sebelumnya pasar NDF belum ada di Indonesia, hanya tersedia di pusat-pusat keuangan internasional seperti Singapura, Hong Kong, New York, atau London.
Pasar NDF seringkali mempengaruhi psikologis pembentukan harga di pasar spot. Oleh karena itu, kurs di NDF tidak jarang diikuti oleh pasar spot.
Pengumuman kebijakan moneter bank sentral AS (The Fed) dini hari tadi masih mempengaruhi pergerakan rupiah. The Fed masih belum memberikan waktu pasti kapan tapering akan dilakukan. Tetapi, bank sentral pimpinan Jerome Powell ini menegaskan akan segera melakukan tapering.
"Jika semua kemajuan terus sesuai dengan ekspektasi, anggota Komite menilai pengurangan nilai pembelian aset bisa segera dilakukan," tulis pernyataan The Fed.
Indeks dolar AS yang sebelumnya melemah langsung berbalik menguat 0,28% pasca pengumuman tersebut.
Powell dalam konferensi persnya anggota Komite (Federal Open Market Committee/FOMC) sudah siap untuk melakukan tapering, meski saat ini belum membuat keputusan.
"Saat ini belum ada keputusan (kapan tapering dilakukan), anggota FOMC umumnya melihat selama pemulihan ekonomi berada pada jalurnya, tapering secara bertahap bisa dilakukan dan akan selesai pada pertengahan tahun depan," kata Powell sebagaimana dilansir CNBC International.
Mengingat bulan depan tidak ada rapat kebijakan moneter The Fed, maka peluang tapering dilakukan Desember semakin besar. The Fed baru akan mengadakan rapat lagi pada bulan November, dan sangat kecil kemungkinannya langsung melakukan tapering, sebab hal tersebut bisa memicu gejolak di pasar finansial.
Skenario yang paling mungkin, pengumuman dilakukan di November, dan tapering pertama pada bulan Desember. Skenario tersebut sesuai dengan hasil survei yang dilakukan CNBC International, sehingga tidak membuat dolar AS menguat tajam, dan rupiah punya peluang balik menguat.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ini Penyebab Rupiah Menguat 4 Pekan Beruntun, Terbaik di Asia
