Heboh Evergrande Belum Bikin Bursa Asia Kompak, Nikkei Merah

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
22 September 2021 16:50
Passersby are reflected on a stock quotation board outside a brokerage in Tokyo, Japan, August 6, 2019.   REUTERS/Issei Kato
Foto: Bursa Tokyo (REUTERS/Issei Kato)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Asia kembali ditutup beragam pada perdagangan Rabu (22/9/2021), di tengah optimisme pasar bahwa kasus Evergrande bakal teratasi sementara investor global memantau hasil rapat bank sentral Amerika Serikat (Federal Reserve/The Fed).

Indeks Shanghai Composite China berhasil ditutup menguat 0,4% ke level 3.628,49, setelah pada awal perdagangan hari ini sempat ambruk hingga lebih dari 1%, sedangkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga berhasil rebound dan ditutup melesat 0,78% ke posisi 6.108,27.

Namun untuk indeks Nikkei Jepang kembali ditutup melemah, meskipun pelemahannya cenderung terpangkas. Nikkei ditutup melemah 0,67% ke level 29.639,4, kemudian Straits Times Singapura berakhir terkoreksi 0,49% ke posisi 3.048,05.

Sementara untuk pasar saham Hong Kong dan Korea Selatan pada hari ini tidak dibuka karena sedang libur nasional memperingati Hari Festival Pertengahan Musim Gugur (mid-autumn).

Indeks Shanghai berhasil rebound setelah saham-saham properti China berhasil menguat karena pihak China Evergrande meyakinkan untuk menyelesaikan pembayaran bunga pada obligasi domestik.

Unit utama Evergrande, yakni Henda mengumumkan bahwa pihaknya akan membayar kupon obligasi pada Kamis (23/9/2021) nanti. Namun, belum ada kepastian seputar bunga obligasi Evergrande dalam denominasi dolar Amerika Serikat (AS).

Krisis likuiditas Evergrande membuat investor global gelisah dalam beberapa hari terakhir, sehingga investor cenderung melakukan aksi jual yang masif.

Pada Selasa (21/9/2021) kemarin, saham properti dan perbankan di pasar Hong Kong kembali ambruk karena meningkatnya risiko gagal bayar (default) Evergrande dan di tengah kekhawatiran investor akan agenda "kemakmuran bersama" Beijing yang berimbas ke sektor properti China dan Hong Kong.

Di lain sisi, sentimen pasar hari ini menjadi lebih ke arah positif karena didukung oleh pernyataan Presiden China, Xi Jinping yang mengatakan bahwa China tidak akan membangun proyek pembangkit listrik tenaga batu bara baru di luar negeri.

Sementara itu, perencana negara mengatakan telah mengirim tim untuk memastikan pasokan energi dan langkah-langkah stabilisasi harga telah dilaksanakan.

Selain itu dari China dan Jepang, bank sentral Jepang dan China juga telah mengumumkan kebijakan suku bunga acuan terbarunya pada hari ini.

Bank sentral China (People Bank of China/PBoC) memutuskan untuk tetap mempertahankan suku bunga pinjamannya, di mana suku bunga pinjaman bertenor 1 tahun tetap di level 3,85%, sedangkan suku bunga pinjaman bertenor 5 tahun juga masih di level 4,65%.

Selain China, bank sentral Jepang (Bank of Japan/BoJ) juga tetap mempertahankan suku bunga acuannya di level rendah -0,1%.

Kekhawatiran terkait dengan risiko penyebaran virus corona (Covid-19) varian delta yang kian meluas juga mulai berkurang, setelah Johnson & Johnson (J&J) melaporkan bahwa suntikan vaksinnya memiliki efektivitas hingga 94%.

Sementara itu dari AS, kontrak berjangka (futures) bursa AS dibuka melemah jelang pengumuman rapat para kolega bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed).

Pelaku pasar mengantisipasi hasil rapat The Fed yang akan diumumkan Kamis dini hari waktu Indonesia, demikian juga dengan proyeksi ekonomi kuartalan mereka yang populer disebut dot plot.

Ketua The Fed, Jerome Powell telah mengatakan bahwa tapering (pengurangan suntikan likuiditas ke pasar) bisa dimulai pada tahun ini.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rayakan Imlek, Bursa Jepang & Australia Ditutup Ijo Royo-Royo

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular