China Sampai AS, Ancaman Besar Bagi Ekonomi RI!

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
Selasa, 21/09/2021 15:30 WIB
Foto: Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo Saat Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulanan Bulan September 2021. (Tangkapan Layar Youtube Bank Indonesia)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) mengkhawatirkan beberapa permasalahan global yang mampu mengancam perekonomian tanah air. Dari persoalan perusahaan besar di China hingga rencana pengurangan stimulus (tapering) oleh bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed.

Demikianlah disampaikan Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers usai Rapat Dewan Gubernur (RDG), Selasa (21/9/2021).


"Ketidakpastian pasar keuangan global belum sepenuhnya mereda, dipengaruhi isu kegagalan bayar korporasi di pasar keuangan Tiongkok, rencana pengurangan stimulus (tapering) oleh the Fed, serta peningkatan kasus Covid-19," ujarnya.

Isu tersebut dapat mengganggu aliran modal ke dalam negeri. Meskipun hingga saat ini masih cukup baik.

"Perkembangan tersebut berpengaruh terhadap preferensi investor global atas aliran portofolio ke negara berkembang," tegas Perry.

Maka dari itu pemerintah fokus memonitor setiap perkembangan yang terjadi.

"Ini kami pantau secara mingguan, setiap hari Selasa memantau perkembangan ekonnomi dan pasar keuangan global, bukan hanya di AS dan perkembangan baru dari the fed dan pasar keuangan dunia. Pengaruh-pengaruh dari apa yang terjadi di Tiongkok terhadap pasar keuangan global juga dipantau," paparnya.

Di samping itu juga menguatkan fundamental Indonesia agar lebih tahan menerima goncangan dari global. Antara lain mempercepat pemulihan ekonomi dan menjaga agar tidak terjadi lagi amukan covid-19.

"Dengan perkembangan-perkembangan ekonomi membaik di Indonesia. Perkembangan pasar modal di Indonesia juga akan mencerminkan kondisi fundamental dibandingkan teknikal," pungkasnya.


(mij/mij)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Cuan Perang Dagang, Produsen Kemasan Kertas RI Tembus Pasar AS