Evergrande Effect Bikin Anjlok Harga Karet!

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
21 September 2021 09:45
A rubber farmer taps a rubber tree in Narathiwat province, Thailand’s Deep South region, March 18, 2019. Picture taken March 18, 2019. REUTERS/Panu Wongcha-um
Foto: Petani karet (REUTERS/Panu Wongcha-um)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga karet dunia mencapai level terendah sejak 11 bulan lalu. Tekanan datang dari China, pemain utama karet dunia, setelah raksasa properti Evergrande, dinyatakan gagal bayar utang dan dikhawatirkan dapat menjadi pemicu krisis.

Pada Selasa (21/9/2021) pukul 08:30 WIB. Harga karet berjangka pasar Jepang tercatat JPY 195/kg. Ambles 4,26% dibanding posisi Jumat kemarin.

karetSumber: Refinitiv

Bloomberg memberitakan, seperti dikutip dari Reuters, otoritas perumahan China telah memberitahukan kepada bank-bank bahwa Evergrande tidak akan mampu membayar bunga pinjaman yang jatuh tempo pada 20 September 2021 karena kesulitan likuiditas.

Investor mengkhawatirkan dampak ambruknya perusahaan yang memiliki utang US$ 300 miliar ini dapat mengganggu stabilitas keuangan dan pertumbuhan ekonomi China.

Saking parahnya, beberapa analis bahkan menyebut Evergrande sebagai Lehman Brothers China, merujuk pada keruntuhan yang menandai dimulainya krisis keuangan dunia tahun 2008.

Masalah likuiditas ini sangat penting bagi ekonomi Tiongkok dan kesejahteraan finansial banyak keluarga Tiongkok. Kepemilikan rumah lebih dari 90%. Begitu banyak orang membeli apartemen sebagai investasi, jadi jika hal ini tidak terkendali, bisa menjadi 'black swan'," kata Jimmy Chang, kepala investasi di Rockefeller Global Family Office.

"Jika China memiliki masalah ekonomi yang serius karena China Evergrande, ekonomi global lainnya akan menular," kata Chang.

Saat ini ekonomi China pun sedang tidak bergairah. PMI manufaktur China pada bulan Agustus 2021 berada di level 49,2. Lebih rendah dari Juli 2021 sebesar 50,30. Artinya aktivitas manufaktur China masuk zona kontraksi karena berada di bawah level 50.

Sementara itu PMI jasa China pada bulan Agustus berada di level 46.7. Anjlok dari bulan Juli 2021 sebesar 54.9. Sama seperti manufaktur, aktivitas jasa China juga masuk zona kontraksi.

Pertumbuhan produksi industri China pada Agustus 2021 sebesar 5,3% year-on-year (yoy). Pertumbuhan ini menjadi yang terendah sejak Juli 2020.

Pertumbuhan ini lebih rendah dari konsensus Reuters sebesar 5,8% ­yoy. Pertumbuhan tersebut juga lebih rendah dibanding bulan Juli sebesar 6,4% yoy.

Kondisi China yang terjepit saat ini membuat harga karet terjun bebas karena China ditakutkan berpengaruh negatif terhadap permintaan dari China.

Sebagai informasi, China merupakan konsumen karet terbesar di dunia saat ini. Dikutip dari worldstopexports.com, pada tahun 2020 nilai impor karet China tercatat US$ 3,1 miliar, setara dengan 24,7% dari pasar karet dunia.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Karet Turun, Lagi-Lagi Evergrande Jadi 'Tersangka'!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular