Kecemasan Pasar Meningkat, Dow Futures Ambles 600 Poin

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
20 September 2021 18:56
Emiten Wall Street. AP
Foto: Emiten Wall Street. AP

Jakarta, CNBC Indonesia - Kontrak berjangka (futures) indeks bursa Amerika Serikat (AS) anjlok parah pada Senin (20/9/2021), setelah investor kian menyingkir dari pasar saham di tengah meningkatnya risiko pasar.

Kontrak futures indeks Dow Jones Industrial Average anjlok 640 poin (-1,9%) dari nilai wajarnya. Kontrak serupa indeks S&P 500 dan Nasdaq juga melemah, masing-masing sebesar 1,6% dan 1,5%.

Investor mengkhawatirkan dampak ambruknya raksasa properti China Evergrande Group yang nyaris gagal bayar (default). Indeks Hang Seng pun terpelanting 4%. Indeks kecemasan pasar, Cboe Volatility index, melompat do atas level 25, menjadi yang tertinggi sejak Mei.

Pasar juga mengkhawatirkan kegagalan persetujuan untuk memperlonggar batas penarikan utang pemerintah AS, untuk mencegah terhentinya layanan publik karena tak ada pemasukan untuk menggaji para pegawai negeri mereka.

Saham Bank of America dan JPMorgan Chase kompak turun 2% di sesi pra-pembukaan. Harga obligasi juga menguat sehingga imbal hasil (yield) surat utang tenor 10 tahun yang menjadi acuan pasar turun 4 basis poin menjadi 1,329%.

Saham Ford anjlok lebih dari 3%, General Motors dan drop masing-masing sebesar 2%. Saham energi berguguran setelah harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) drop 2% di tengah kecemasan ekonomi global.

"Kami menilai transisi siklus pertengahan akan berakhir dengan berlanjutnya koreksi yang akhirnya memukul indeks S&P 500," tutur Mike Wilson, Kepala Perencana Ekuitas Morgan Stanley, seperti dikutip CNBC International.

Pasar global memantau rapat The Fed pada September ini, yang akan dimulai pada Selasa waktu setempat. Konferensi pers akan digelar pada Rabu waktu setempat, untuk mengumumkan kebijakan moneter dan diduga akan mulai menyinggung jadwal tapering.

Bos The Fed Jerome Powell sebelumnya telah mengatakan bahwa kebijakan pengurangan pembelian obligasi di pasar itu bisa dijalankan tahun ini tetapi investor menunggu komentar Powell terkait dengan rilis data inflasi dan pengangguran terbaru.

Indeks S&P 500 setiap September turun rata-rata 0,4%, menjadi bulan terburuk, menurut Almanac terbitan Stock Trader's. Pemicu volatilitasnya adalah masuknya periode kedaluwarsa kontrak berjangka saham opsi, dan lainnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jelang Simposium Jackson Hole, Dow Futures Cenderung Flat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular