Cuan...Cuan! Semua Reksa Dana Merangkak Naik

Jakarta, CNBC Indonesia - PenguatanĀ Indeks Harga Gabungan (IHSG) sebesar 0,63% ke posisi 6.133,25 pada pekan lalu, membuat seluruh jenis indeks reksa dana mengalami pertumbuhan, dengan mencatatkan imbal hasil positif pada periode 10-17 September 2021.
Berdasarkan laporan mingguan Infovesta, Senin (20/9/2021), keempat indeks reksa dana tercatat menguat bervariasi mulai dari 5 basis points (bps) hingga tertinggi 29 bps dalam sepekan. Reksa Dana Saham (Equity Fund) dan Reksa Dana Campuran (Balanced Fund) masing-masing mencatatkan imbal hasil positif sebesar 0,29% dan 0,18% dibandingkan minggu sebelumnya.
Sementara itu kinerja Reksa Dana Pendapatan Tetap (Fixed Income Fund) dan Reksa Dana Pasar Uang (Money Market Fund) masing-masing tercatat naik 015% dan 0,06% menyusul kenaikan pada Obligasi Pemerintah sebesar 0.24% dan Obligasi Korporasi sebesar 0.06%.
Sedangkan secara tahunan (year on year/YoY) sejak 17 September 2020 hingga 17 September 2021, keempat indeks tersebut mencatatkan imbal positif. Laporan Infovesta mengungkapkan bahwa kenaikan tertinggi dialami oleh Reksa Dana Saham (Equity Fund) yang naik 14,77%. Tidak jauh di belakang terdapat Reksa Dana Campuran (Balanced Fund) yang meningkat 13,45%.
Sedangkan dua indeks lainnya juga mengalami kinerja positif, meski kenaikannya tidak mencapai dua digit. Reksa Dana Pendapatan Tetap (Fixed Income Fund) tercatat tumbuh 6,41% dan di posisi terbawah Reksa Dana Pasar Uang (Money Market Fund) yang mengalami apresiasi 3,73% pada periode yang disebutkan di atas.
Seiring kinerja yang terbilang cukup positif tersebut, terdapat sejumlah produk reksa dana yang berhasil melesat dalam sebulan terakhir (hingga 17 September 2021).
Berikut ini tabel 5 besar masing-masing produk reksa dana paling 'cuan' dalam sebulan terakhir. Sebagai catatan daftar tersebut tidak memperhitungkan reksa dana yang membagikan dividen, denominasi USD, dan reksa dana dengan dana kelolaan (Asset Under Management/AUM) di bawah Rp 10 miliar.
![]() Reksa Dana |
Infovesta mencatat kinerja reksa dana tercatat masih tangguh menghadapi September effect yang dianggap merupakan periode atau bulan yang tidak terlalu baik untuk bursa saham.
Terdapat beberapa hal yang menyebabkan bulan September sering kali terjadi koreksi yaitu berkurangnya agenda-agenda penting emiten sehingga mengurangi sentimen positif yang ada di pasar saham contohnya seperti pembagian dividen.
"Di Indonesia sendiri, selama 10 tahun terakhir kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bulan September mencatatkan angka negatif sebanyak 6 kali dari 10 tahun dengan rata-rata imbal hasil bulan September sebesar -1.61%," jelas Infovesta, dikutip CNBC Indonesia (20/9/2021).
Pada tahun ini juga, memasuki pekan ke empat di bulan September 2021, IHSG secara month to date (MTD) mencatatkan kinerja negatif sebesar -0.28%.
"Hal ini berbanding terbalik dengan kinerja reksa dana saham konvensional maupun sharia yang justru tercatat positif masing-masing sebesar 0.39% (Infovesta Equity Fund Index) dan 1.01% (Infovesta Sharia Equity Fund Index). Tidak hanya mencatatkan kinerja positif, namun jenis reksa dana tersebut juga mencatatkan kinerja tertinggi di antara kinerja reksa dana jenis lainnya pada bulan September," tambah Infovesta.
Penurunan IHSG paling dalam terjadi pada sektor teknologi yang masih melemah sebesar -7,96% selama bulan September, namun sektor transportasi dan logistik justru mengalami kenaikan tertinggi sebesar 9,07% dan disusul oleh sektor energi yang naik sebesar 4,74%. Sehingga, produk reksa dana yang memiliki penempatan kecil pada sektor teknologi berhasil mengurangi tekanan di bulan ini.
Selain itu, Infovesta juga mencatat bahwa pada saat ini investor masih terus menantikan perkembangan pandemi serta isu tapering off The Fed sehingga bulan September perkembangan bursa saham di Indonesia cukup stagnan.
[Gambas:Video CNBC]
Untung & Aman, Mudahnya Investasi Reksa Dana Bagi Pemula
(hps/hps)