
Saham Emiten Tommy Soeharto Melesat, Wilton & ASRI Jeblok!

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham perusahaan distribusi gas alam cari (liquefied natural gas/LNG) milik Tommy Soeharto PT GTS Internasional Tbk (GTSI) berhasil melesat hingga masuk top gainers pada paruh pertama perdagangan hari ini, Senin (20/9/2021).
Sementara, saham emiten emas PT Wilton Makmur Indonesia Tbk (SQMI) dan emiten properti PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) harus rela menjadi saham 'pecundang'.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) 'terjun bebas' hingga siang ini. IHSG ambles 1,17% ke posisi 6.061,406 pada penutupan sesi I perdagangan Senin (20/9).
Menurut data BEI, ada 132 saham naik, 385 saham merosot dan 139 saham stagnan, dengan nilai transaksi mencapai Rp 6,45 triliun dan volume perdagangan mencapai 16,78 miliar saham.
Investor asing pasar saham angkat kaki dari Indonesia dengan catatan jual bersih asing mencapai Rp 40,90 miliar di pasar reguler. Sementara, asing mencatatkan beli bersih di pasar negosiasi dan pasar tunai sebesar Rp 8,77 miliar.
Berikut 6 saham top gainers dan losers sesi I hari ini (20/9).
Top Gainers
Keramika Indonesia Assosiasi (KIAS), saham +26,00%, ke Rp 63, transaksi Rp 24,9 M
Agro Yasa Lestari (AYLS), +22,01%, ke Rp 194, transaksi Rp 85,9 M
Bekasi Asri Pemula (BAPA), +17,46%, ke Rp 74, transaksi Rp 11,6 M
Cahaya Bintang Medan (CBMF), +14,12%, ke Rp 97, transaksi Rp 11,6 M
Perdana Karya Perkasa (PKPK), +13,75%, ke Rp 91, transaksi Rp 14,3 M
GTS Internasional (GTSI), +6,76%, ke Rp 79, transaksi Rp 15,6 M
Top Losers
Indo Oil Perkasa (OILS), saham -6,94%, ke Rp 402, transaksi Rp 13,3 M
Optima Prima Metal Sinergi (OPMS), -6,67%, ke Rp 196, transaksi Rp 30,3 M
Wilton Makmur Indonesia (SQMI), -6,57%, ke Rp 128, transaksi Rp 10,5 M
DMS Propertindo (KOTA), -6,25%, ke Rp 210, transaksi Rp 108,5 M
Alam Sutera Realty (ASRI), -5,11%, ke Rp 167, transaksi Rp 11,2 M
Bank Rakyat Indonesia Agroniaga (AGRO), -4,60%, ke Rp 2.280, transaksi Rp 75,6 M
Menurut data di atas, saham GTSI mencuat 6,76% ke Rp 79/saham. Penguatan ini menghentikan tren pelemahan selama 4 hari beruntun saham GTSI. Sejak debut di bursa pada Rabu (8/9) lalu, saham ini baru menguat sekali, stagnan sekali, dan 7 kali ambles.
Penguatan saham GTSI terjadi di tengah munculnya pemegang saham baru GTSI yang tercatat memiliki lebih dari 5% saham pasca perseroan melantai perdana di pasar modal lokal, yakni PT Sarana Niaga Buana (SNB).
Berdasarkan informasi keterbukaan BEI, SNB masuk ke GTSI pada 9 September 2021 dengan membeli 873.809.800 saham di harga Rp 114/unit, sehingga total nilai transaksinya mencapai Rp 99,6 miliar.
Menurut penelusuran Tim Riset CNBC Indonesia, SNB sebenarnya sudah tak asing lagi dengan GTSI. Ini lantaran SNB bisa dikatakan mitra lama karena sekitar 7 tahun silam SNB juga memiliki 39,9% saham PT Humpuss Transportasi Curah (HTC) yang merupakan anak usaha PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk (HITS).
Berbeda, saham SQMI ambles hingga menyentuh batas auto rejection bawah (ARB) 6,57% ke Rp 128/saham. Para investor tampaknya mulai melakukan aksi ambil untung (profit taking) usai saham ini melejit hingga 34% pada Jumat (17/9) pekan lalu. Sebelumnya, pada Kamis (16/9) saham SQMI juga terkerek 4,08%.
Kemudian, saham ASRI yang anjlok 5,11% ke Rp 167/saham. Dengan ini, saham ASRI memperpanjang tren pelemahan sejak 3 hari lalu. Dalam sepekan saham ASRI turun 2,91%, sementara dalam sebulan naik 5,03%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Punya Saham Ini? Tak Perlu Pusing Lihat Tiket Mudik Selangit
