Ini PR Besar Holding Perkebunan Usai Restrukturisasi Jumbo!

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
Kamis, 16/09/2021 14:45 WIB
Foto: Direktur Utama PTPN III Abdul Gani (Youtube DPR)

Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III Muhammad Abdul Gani mengakui masih ada beberapa anak usaha yang menjadi beban finansial. Namun usai dilakukan transformasi yang dilakukan, kondisi itu sudah lebih baik meski masih ada yang harus diperbaiki.

"Beban finansial juga beragam, PTPN yang sehat itu hanya PTPN 3, PTPN 4 dan PTPN 5. Lainnya punya persoalan finansial masing masing," jelasnya dalam Squawk Box CNBC Indonesia, Kamis (16/9/2021).

Dia bercerita kondisi itu sudah membaik saat ini. Di mana dari 14 anak usaha Holding Perkebunan Nusantara, PTPN 1 - PTPN 7 sudah tumbuh keuangan yang sehat. Hanya saja masih ada masih ada kendala pada PTPN yang mengurusi komoditas gula, teh, dan kopi.

"Aksi korporasi yang dilakukan supaya lebih baik kita bentuk perusahaan baru PT Sinergi Gula Nusantara yang akan membawa gula menjadi backbone negara untuk kemandirian nasional, arahnya tahun depan sudah membaik," katanya.

Sementara untuk komoditas teh dan kopi masih akan dicarikan bisnis model baru untuk mengembangkan hasil perkebunan ini. Di mana untuk teh pada segmen wilayah dataran rendah akan dikembangkan model bisnis pariwisata atau kombinasi perkebunan dengan destinasi wisata.

"Teh ini memang sudah menjadi masalah sejak 20 tahun lalu, permasalahan mendasar harga jual lebih rendah ketimbang harga pokok produksi," katanya.



Sementara untuk komoditas kopi akan dilakukan konversi jenis tumbuhan kopi pada komoditas kopi robusta dengan tanaman gula.

Abdl juga bercerita arah keuangan holding saat ini juga sudah membaik. Di mana untuk komoditas utama penyumbang pendapatan terbesar holding seperti CPO dan gula diprediksi naik.

Targetnya produksi CPO, akan naik 15% menjadi 2,8 juta ton dari 2,3 juta ton, produksi sawit juga naik 10%. Lalu produksi gula diprediksi naik 20% menjadi 800 ribu ton tahun ini.

Sehingga proyeksi pendapatan di tahun ini akan mencapai Rp 54 triliun, naik 41% dari tahun lalu, dengan laba bersih mencapai Rp 2,8 triliun.

"Kami optimis target ini tercapai, laba bersih per agustus kemarin sudah lebih dari Rp 2 triliun," katanya.



(miq/miq)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Sinyal Lesunya Ekonomi RI, Kredit Perbankan Melambat Lagi