Jokowi Cetak Rekor Ekspor, tapi IHSG Rawan Koreksi Sesi 2
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup turun 0,19% ke level 6.117,26 di sesi I perdagangan Rabu (15/9/2021).
Sebanyak 247 saham menguat, 240 melemah dan sisanya 158 stagnan. Nilai transaksi tercatat mencapai Rp 6,36 triliun.
Asing masuk ke pasar saham dalam negeri dengan melakukan beli bersih di pasar reguler senilai Rp 100,69 miliar.
Pergerakan IHSG senada dengan bursa saham Benua Kuning. Bursa saham Benua Kuning juga ambles di zona merah.
Indeks Nikkei turun 0,38%. Indeks Hang Seng melemah 1,47%. Kemudian ada Shang Hai Composite drop 0,15% dan Strait Times yang turun lebih dari 0,5%.
Ada beberapa sentimen yang menjadi penggerak pasar pada perdagangan hari ini. Koreksi di bursa saham Asia mengikuti kinerja Wall Street yang melemah semalam.
Sentimen lain datang dari dalam negeri, adalah rilis data perdagangan internasional periode Agustus 2021.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan ekspor Indonesia di bulan Agustus 2021 tumbuh 64,1% yoy, jauh lebih tinggi dari poling yang dihimpun CNBC Indonesia yang meramal tumbuh 36,5% yoy.
Sementara impor tercatat tumbuh 55,26% yoy juga jauh lebih tinggi dari yang diperkirakan konsensus yang memprediksi tumbuh lebih tinggi yakni 44,29% yoy.
Neraca dagang aktual bulan Agustus 2021 tercatat mencapai US$ 4,74 miliar tertinggi sejak tahun 2006 dan dua kali lebih tinggi dari ramalan konsensus di US$ 2,32 miliar.
Analisis Teknikal
Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, IHSG berada di area zona dekat area support terdekatnya maka pergerakan IHSG selanjutnya masih berpeluang berada di zona koreksi.
Untuk melanjutkan tren bullish atau penguatan, indeks perlu melewati level resistance yang berada di area 6.141. Sementara untuk merubah tren bullish menjadi bearish atau penurunan perlu melewati level support yang berada di area 6.096.
Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
Saat ini RSI berada di area 59 yang belum menunjukkan adanya indikator jenuh beli maupun jenuh jual.
Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB berada di dekat level support, maka pergerakan selanjutnya berpotensi masih tertekan.
Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya. Hanya saja yang patut diwaspadai adalah rentang BB yang melebar mengindikasikan adanya potensi volatilitas yang tinggi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/hps)