
Suku Bunga Ogah Naik hingga 2024, Dolar Australia Terpuruk

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank sentral Australia (Reserve Bank of Australia/RBA) sekali lagi menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga sebelum tahun 2024. Alhasil, nilai tukar dolar Australia terpuruk melawan rupiah pada perdagangan Selasa (14/9/2021).
Pada pukul 13:46 WIB, AU$ 1 setara Rp 10.454,01, dolar Australia merosot 0,41% di pasar spot, melansir data Refinitiv.
Berbicara dalam sebuah acara hari ini, gubernur RBA, Philip Lowe, mengatakan lockdown yang dilakukan akibat penyebaran virus corona (Covid-19) akan menyebabkan kontraksi yang dalam ke perekonomian di kuartal III-2021. Tetapi, Lowe optimistis perekonomian akan cepat pulih dalam beberapa bulan ke depan ketika pembatasan sosial dilonggarkan.
Meski demikian, Lowe juga menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dalam waktu dekat. Lowe menyentil ekspektasi pasar yang memperkirakan suku bunga akan dinaikkan di akhir 2022 atau awal 2023.
"Ekspektasi ini sulit untuk diterima jika melihat gambaran yang saya berikan (mengenai kondisi ekonomi) dan saya sulit mengerti kenapa pasr memperkirakan suku bunga akan naik akhir tahun depan, atau awal 2023," kata Lowe, sebagaimana dilansir Reuters.
"Di negara lain, suku bunga mungkin akan dinaikkan pada waktu itu, tetapi rata-rata upah dan inflasi yang kita miliki tidak sama," tambahnya.
Pasar berekspektasi hal tersebut setelah pada pekan lalu RBA mengumumkan tapering atau pengurangan nilai program pembelian aset (quantitative easing/QE) menjadi AU$ 4 miliar per pekan dari sebelumnya AU$ 5 miliar. Tapering yang dilakukan RBA itu sebenarnya sudah diungkapkan pada pengumuman kebijakan moneter bulan Agustus lalu. Tetapi ada sedikit kejutan, yakni periode waktunya yang diperpanjang.
RBA sebelumnya menyatakan QE akan dilakukan hingga bulan November tahun ini, tetapi Selasa lalu diumumkan hingga Februari 2022, artinya diperpanjang 4 bulan lagi.
Artinya, jika tidak diperpanjang lagi, maka akan berakhir di Februari 2022. Setelah QE berakhir, pasar melihat tahap yang dilakukan bank sentral adalah normalisasi suku bunga yang saat ini sebesar 0,1%, terendah sepanjang sejarah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tahun Lalu Jeblok 4%, Dolar Australia Turun Lagi di Awal 2022
