Antrean Beli Saham Allo Bank Menumpuk, Siap Ngegas Lagi?

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
14 September 2021 08:19
Allo Bank
Foto: Allo Bank

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten bank milik pengusaha nasional Chairul Tanjung PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) masih ramai diburu investor. Sesaat sebelum penutupan perdagangan Senin (13/9/2021) kemarin antrean beli saham BBHI membeludak.

Menurut data PT Bursa Efek Indonesia (BEI), terdapat antrean beli sebanyak 513.431 lot di harga penutupan Senin (Rp 3.530/saham) atau setara Rp 181,24 miliar.

Hal tersebut mengindikasikan tingginya kekuatan beli di pasar terhadap saham BBHI sehingga saham ini berpotensi kembali menguat setidaknya pada awal perdagangan hari ini, Selasa (14/9).

Kenaikan saham BBHI sejak Jumat (10/9) pekan lalu terjadi merespons rencana penawaran umum terbatas (PUT) III dalam rangka penambahan modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD).

Pada Senin (13/9), saham BBHI melonjak hingga menyentuh batas auto rejection atas (ARA) 24,73% ke Rp 3.530/saham, melanjutkan kenaikan sejak 2 hari perdagangan sebelumnya.

Nilai transaksi saham BBHI sebesar Rp 136,27 miliar dan volume perdagangan 39,87 juta. Adapun nilai kapitalisasi pasar saham ini sebesar Rp 41,24 triliun.

Dalam sepekan, saham BBHI melejit 61,93% dan dalam sebulan melesat 41,20%, sementara secara year to date (ytd) meroket 1.533,91.

Berdasarkan prospektus yang disampaikan di BEI, PT Mega Corpora yang menjadi pemegang saham pengendali (dengan kepemilikan 90%), memiliki opsi mengalihkan HMETD yang menjadi haknya kepada "investor tertentu yang memiliki komitmen untuk mendukung permodalan dan kegiatan usaha perseroan."

"Mega Corpora memiliki opsi untuk dapat mengalihkan sebagian atau seluruh dari HMETD yang menjadi haknya kepada investor tertentu sebagaimana diatur dalam Pasal 21 ayat (4) POJK 9/2018," demikian tertulis dalam prospektus, seperti dikutip CNBC Indonesia, Jumat (10/9).

POJK itu mengatur bahwa apabila setelah terjadinya pengambilalihan, perseroan melakukan aksi korporasi yang mengakibatkan terpenuhinya kepemilikan masyarakat paling sedikit 20%, maka kewajiban mengalihkan saham yang dikuasai akibat Penawaran Tender Wajib sehingga kepemilikan melebihi 80% tidak berlaku.

"Dengan asumsi HMETD Mega Corpora dapat diambil sebagian oleh investor strategis dan sebagian dilaksanakan oleh Mega Corpora serta seluruh pemegang saham publik mengambil bagian atas HMETD yang menjadi haknya, maka bagi pemegang saham yang tidak melaksanakan HMETD-nya akan terkena dilusi kepemilikan maksimum sebesar 48,49%," tulis prospektus tersebut.

Sumber pasar mengembuskan informasi bahwa investor strategis yang akan masuk menyerap saham baru itu berasal dari perusahaan dengan ekosistem digital yang tengah hype saat ini, kendati manajemen BBHI menyatakan akan segera merilis detail nama investor baru tersebut. Hal inilah yang memicu aksi buru saham perseroan.

Dalam PUT ke-III ini, eks Bank Harda tersebut akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 11 miliar saham dengan nilai nominal Rp 100/unit yang akan ditawarkan melalui PMHMETD atau 94,15% dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan.

Kabar teranyar lainnya, Allo Bank disebutkan baru saja resmi mendapatkan izin layanan perbankan digital dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Berdasarkan dokumen yang dilihat CNBC Indonesia, OJK memberikan persetujuan Produk/Aktivitas Baru, Aplikasi, Sistem Utama dan Sistem Penunjang bagi Allo Bank tersebut, mengacu pada surat bernomor S-159/PB.333/2021 tertanggal 10 September 2021 yang diteken oleh Direktur Pengawasan Bank 3 OJK, Masagus Abdul Azis.

"Dapat kami informasikan bahwa Produk/Aktivitas Baru, Aplikasi, Sistem Utama dan Sistem Penunjang bank Saudara [Direksi Allo Bank Indonesia] telah kami catat dalam administrasi pengawasan OJK," tulis informasi dalam surat dikutip Senin (13/9/2021).

TIM RISET CNBC INDONESIA


(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Gokil! Dalam Sepekan, Saham BBHI Melejit Nyaris 48%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular