Rupiah Juara Asia! Terima Kasih, IMF...

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
11 September 2021 08:00
Managing Director Kristalina Georgieva, September 25, 2019, Washington. [Photo: AFP/Eric Baradat]
Foto: Managing Director Kristalina Georgieva, September 25, 2019, Washington. [Photo: AFP/Eric Baradat]

Akan tetapi, kepekasaan dolar AS tidak membuat rupiah ciut nyali. Sepertinya faktor domestik menjadi 'obat kuat' bagi mata uang Ibu Pertiwi.

Bank Indonesia (BI) membawa kabar gembira. Cadangan devisa per akhir Agustus 2021 melonjak tinggi dan mengukir rekor tertinggi sepanjang sejarah Indonesia merdeka.

"Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Agustus 2021 tercatat sebesar US$ 144,8 miliar, meningkat dibandingkan dengan posisi pada akhir Juli 2021 sebesar US$ 137,3 miliar. Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 9,1 bulan impor atau 8,7 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan," papar keterangan tertulis BI, Selasa (7/9/2021).

Peningkatan posisi cadangan devisa pada Agustus 2021, lanjut keterangan tersebut, terutama karena adanya tambahan alokasi Special Drawing Rights (SDR) sebesar 4,46 miliar SDR atau setara dengan US$ 6,31 miliar yang diterima oleh Indonesia dari Dana Moneter Internasional (IMF). Pada 2021, IMF menambah alokasi SDR dan mendistribusikannya kepada seluruh negara anggota, termasuk Indonesia, secara proporsional sesuai kuota masing-masing.

Hal itu ditujukan untuk mendukung ketahanan dan stabilitas ekonomi global dalam menghadapi dampak pandemi Covid-19, membangun kepercayaan pelaku ekonomi, dan juga untuk memperkuat cadangan devisa global. Alokasi SDR tersebut didistribusikan kepada negara-negara anggota IMF tanpa biaya.

Bagi BI, cadangan devisa adalah pertahanan lapis pertama untuk menjaga nilai tukar rupiah. Ketika rupiah mengalami tekanan, BI bisa menggelontorkan likuiditas dari cadangan devisa untuk melakukan intervensi di pasar.

Sepanjang bulan lalu, kepemilikan Surat Berharga Negara (SBN) oleh BI bertambah Rp 9,39 triliun. Lebih tinggi dibandingkan penambahan sepanjang Juli 2021 yaitu Rp 2,45 triliun. Pembelian SBN merupakan salah satu langkah stabilisasi nilai tukar, selain intervensi di pasar spot dan Domestic Non-Deliverable Forwards (DNDF).

So, cadangan devisa yang semakin 'gemuk' akan membuat BI memiliki amunisi yang memadai untuk menjaga stabilitas rupiah. Investor bisa tenang, karena rupiah akan terkawal dengan baik dengan modal cadangan devisa yang kuat.

Akibatnya, investor percaya diri untuk masuk ke pasar keuangan Indonesia. Di pasar saham, investor asing membukukan beli bersih Rp 1,11 triliun sepanjang pekan lalu. Sementara lelang obligasi syariah negara pada 7 September 2021 menjaring permintaan yang tinggi, mencapai Rp 56,61 triliun. Arus modal ini yang membuat rupiah mampu meladeni keperkasaan dolar AS.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular