Penampakan 'Setan' Tapering Makin Nyata, Wall Street Panik!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
11 September 2021 06:00
Financial Markets Wall Street
Ilustrasi Bursa Saham AS (AP/Courtney Crow)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) ambruk pada perdagangan hari ini. Rilis data inflasi menjadi pemberat laju Wall Street.

Pada Sabtu (11/9/2021) waktu Indonesia, tiga indeks utama di bursa saham New York ditutup melemah. Dow Jones Industrial Average (DJIA) terkoreksi 0,78%, S&P 500 berkurang 0,77%, dan Nasdaq Composite minus 0,87%.

Koreksi ini menambah perih derita yang ada, karena secara mingguan tiga indeks tersebut mengalami penurunan yang signifikan. DJIA, S&P 500, dan Nasdaq anjlok masing-masing 1,7%, 2,15%, dan 1,61% sepanjang pekan ini.

Untuk perdagangan hari ini, adalah rilis data inflasi yang menjadi pengguncang di Wall Street. Kementerian Ketenagakerjaan AS melaporkan, inflasi di level produsen (Producers' Price Index/PPI) pada Agustus 2021 mencapai 8,3% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy). Lebih tinggi dibandingkan konsensus pasar yang dihimpun Reuters dengan perkiraan 8,2% sekaligus menjadi laju tercepat sejak November 2010.

"Hambatan pasokan akibat pandemi membuat tekanan harga meningkat dan ini bisa terjadi hingga akhir tahun. Namun dengan permintaan yang melemah, dunia usaha harus menaikkan harga secara bertahap," kata Nancy Vanden Houten, Lead US Economist di Oxford Economics yang berbasis di New York, seperti dikutip dari Reuters.

Halaman Selanjutnya --> Tapering The Fed Jadi Tahun Ini?

Data inflasi ini kian menegaskan keyakinan pasar bahwa bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) bisa saja melakukan pengetatan kebijakan atau tapering off pada tahun ini. Tapering akan dimulai dengan mengurangi pembelian surat berharga (quantitative easing) dan puncaknya adalah menaikkan suku bunga acuan.

Loretta Mester, Presiden The Fed Cleveland, mengatakan tapering bisa saja mulai dilakukan tahun ini. Meski data penciptaan lapangan kerja non-pertanian (non-farm payroll) agak mengecewakan.

Pada Agustus 2021, perekonomian AS menciptakan 235.000 lapangan kerja. Ini adalah yang terendah sejak Januari 2021.

"Saya tidak berpikir bahwa laporan ketenagakerjaan pada Agustus akan mengubah pandangan saya bahwa kita sudah mencapai kemajuan yang substansial. Saya merasa nyaman memulai tapering tahun ini," ungkap Mester, sebagaimana diwartakan Reuters.

Sejak masa pandemi, The Fed 'mengguyur' likuiditas di perekonomian melalui quantitative easing senilai US$ 120 miliar per bulan. Duit sebanyak itu membuat pasar berpesta-pora dan menciptakan mentalitas 'beli, beli, beli'.

Jika tapering mulai diterapkan, maka gelontoran likuditas ini akan berkurang. Likuiditas akan mulai ketat, dan pelaku pasar bakal lebih mempertimbangkan risiko (risk-on) sebelum membeli aset.

Persepsi tersebut yang dominan mewarnai Wall Street hari ini. Akibatnya, jangan heran terjadi koreksi yang lumayan dalam.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular