
Beda dengan PSBB, BRI Yakin PPKM Tak Ganggu Target Kinerja

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) optimistis kinerja akhir tahun bisa tetap dijaga pertumbuhannya meski pada pertengahan 2021 kembali diberlakukan pembatasan sosial bernama Pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).
Direktur Utama BRI, Sunarso menegaskan, sebagaimana Indeks BRI MIkro SME, aktivitas bisnis hingga Juni menunjukkan arah yang positif.
"BRI Micro & SME Index sampai Juni naik. Aktivitas bisnis naik, indeks persepsi naik. Kemudian karena PPKM di Juli mulai menurun. Tugas kita turun tapi jangan tajam. Demikian indeks pelaku usaha UMKM," tegasnya saat konferensi Pers setelah PUBEX 2021 secara virtual, Kamis (9/9/2021).
Menurut Sunarso, dampak PPKM tahun ini tidak setajam dibanding PSBB tahun lalu. Sebab jika flashback pada tahun lalu, aktivitas bisnis memang langsung dihentikan saat pandemi menyeruak.
"Tak tahu mau ngapain belum ada vaksin. Di PPKM ini sudah ada vaksin. Sudah tau protokol kesehatan. Maka meski PPKM, pengurangan ekonomi lebih terukur tidak turun drastis seperti saat PSBB. Semoga Agustus di September juga, mulai pulih terutama rasa optimis kita," katanya.
Sementara itu, Direktur Keuangan BRI Viviana Dyah Ayu Retno menengaskan bahwa pada Agustus mulai menunjukkan arah perbaikan. "Diharapkan dijaga di kuartal 3-2021," pungkasnya.
Informasi saja, BRI diproyeksikan akan membukukan kinerja gemilang hingga akhir 2021, setelah BRI mencatatkan raihan kinerja positif sepanjang semester 1 tahun ini.
Seperti diketahui, dalam paparan laporan keuangan konsolidasian perseroan pekan lalu, BRI menyampaikan hingga akhir semester pertama 2021 mampu membukukan laba Rp 12,54 triliun atau tumbuh sekitar 22,93% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Faktor utama pendorong peningkatan kinerja adalah kredit yang tumbuh positif di atas rata-rata industri perbankan nasional. Hingga akhir Juni 2021, penyaluran kredit BRI secara konsolidasian mencapai Rp929,40 triliun tumbuh positif dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 922,97 triliun.
(yun/yun)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sunarso: Holding Ultra Mikro Bidik 5 Juta Nasabah Baru 2022