
Ada Bencana Lebih Ngeri dari Covid, Harga Minyak Melesat 1%!

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak dunia melesat pada perdagangan pagi ini. Masalah pasokan dari Amerika Serikat (AS) membuat harga si emas hitam terangkat.
Pada Kamis (09/09/2021) pukul 06:06 WIB, harga minyak jenis brent berada di US$ 72,6/barel. Melonjak 1,27% dibandingkan sehari sebelumnya.
Sedangkan yang jenis light sweet harganya US$ 69,3/barel. Melambung 1,39%.
![]() |
Dinamika di Negeri Paman Sam memberi warna dominan terhadap pergerakan harga minyak. Setelah diterjang Badai Ida, produksi minyak di AS belum pulih seperti sedia kala.
Saat ini, masih 77% produksi minyak di wilayah Teluk Meksiko belum bisa kembali. Secara nominal, produksi masih berkurang 1,4 juta barel/hari. Sejauh ini produksi yang hilang mencapai 17,5 juta barel.
Teluk Meksiko adalah wilayah kunci bagi produksi minyak AS. Wilayah itu menyumbang 17% dari total produksi minyak Negeri Adidaya.
Survei Reuters memperkirakan stok minyak AS pada pekan yang berakhir 3 September bakal anjlok 3,8 juta barel. Stok akan banyak keluar karena produksi yang belum pulih. Jika ini terjadi, maka harga minyak punya ruang untuk naik lagi.
Peningkatan intensitas badai di seluruh dunia akibat perubahan iklim adalah ancaman yang sangat nyata. Ancaman ini bahkan bisa lebih parah dari pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19).
"Kita harus mendengarkan para ilmuwan, ekonom, dan pakar keamanan nasional. Mereka semua memberi tahu kita ini 'kode merah'," kata Biden saat mengunjungi korban badai Ida di New York dikutip AFP, Rabu (8/9/2021).
Selain itu, faktor lain yang mengatrol harga emas adalah perkembangan di Libya. Demonstran masih menutup akses ke terminal pelabuhan Es Sider dan Ras Lanuf. Ini menambah kering pasokan minyak ke pasar dunia.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Pasokan Libya Bikin Panas Harga Minyak