Harga Lagi Tinggi, Produsen Batu Bara Sibuk Dulang Cuan

Rahajeng KH, CNBC Indonesia
08 September 2021 18:15
Kapal tongkang Batu Bara (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Kapal tongkang Batu Bara (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Produsen batu bara mendapatkan rezeki nompok seiring dengan kenaikan harga batu bara dan tingginya permintaan dari sejumlah negara.

Salah satunya adalah PT Bumi Resources Tbk (BUMI), produsen batu bara terbesar di Indonesia dengan kapasitas produksi hampir 90 juta ton/pertahun. Momentum kenaikan harga dan pemulihan ekonomi benar-benar dimanfaatkan Bumi Resources untuk meningkatkan keuntungan. Sejalan dengan hyal tersebut, perusahaan juga berencana untuk mempercepat pembayaran utang.

"Prioritas kami adalah untuk memaksimalkan penjualan, realisasi, margin dan keuntungan dari bisnis batubara organik kami. Selain itu kami juga memprioritaskan untuk mempercepat pembayaran utang," kata Sekretaris Perusahaan BUMI Dileep Srivastava, Rabu (8/9/2021).

Dia menyebutkan salah satu ongkos produksi yang harus dipenuhi dalam aktivitas pertambangan batu bara adalah solar. Saat ini biaya produksi emiten batu bara terbesar ini tercatat US$ 33-34 per ton, dan diharapkan bisa dipertahankan di kuartal III-2021.

"Tahun ini target kami 85-88 juta ton, dan kami mengutamakan penjualan dalam negeri termasuk PLN dan ekspor," kata Dileep.

Selain itu, perusahaan juga mengharapkan kontribusi yang lebih besar dari anak usahanya PT Bumi Resources Minerals (BRMS) melalui bisnis tambang emas. Dileep menyebutkan pada semester II-2021 BRMS akan banyak berkontribusi pada kinerja induknya.

BUMI Juga fokus melakukan diversifikasi usaha dalam jangka menengah, melalui hilirisasi batu bara dan produksi emas melalui anak usahanya. Direktur dan Sekretaris Perusahaan Dileep Srivastava mengatakan saat ini perusahaan tengah bergabung dalam proyek gasifikasi batu bara menjadi metanol di area Kaltim Prima Coal.

Proyek ini diperkirakan bisa selesai dan beroperasi pada akhir 2024, dimana KPC berperan sebagai pemasok batu bara. Anak usaha lainnya, yakni Arutmin juga akan melakukan hilirisasi dengan gasifikasi batu bara dan tengah proses studi kelayakan.

"Kami sedang meninjau semua untuk proyek terkait metanol dan hilir lainnya secara terpisah. Kami melihat berbagai ruang di energi hijau, kami juga melihat kemungkinan pembangkit tenaga surya dari KPC dan Pendopo yang menawarkan tenaga hibrida dari KPC," jelas Dileep kepada CNBC Indonesia, belum lama ini.


(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pecah Rekor, BUMI Catat Pendapatan US$ 8,53 Miliar

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular