Utang Bengkak Jadi Rp 26 T, WIKA Bakal Lego Aset Lagi

Emir Y, CNBC Indonesia
Rabu, 08/09/2021 13:50 WIB
Foto: Ilustrasi utang/Arie Pratama

Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja emiten BUMN karya terpantau masih terhambat pada semester I-2021. Salah satunya PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) yang mencatatkan laba bersih yang menurun.

Dari paparan perusahaan dalam Publik Expose Live, Rabu (8/9/2021), WIKA mencatatkan laba bersih senilai Rp 136 miliar atau turun, 58% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp 325 miliar.

Hal ini sejalan dengan pendapatan bersih perusahaan yang menurun, tercatat Rp 6,76 triliun, turun 5% dari periode sama tahun sebelumnya Rp 7,13 triliun.


Perusahaan juga masih mencatatkan hutang berbunga yang bertambah menjadi Rp 26,47 triliun di paruh kedua tahun 2021, naik 29%, dari periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp 20,37 triliun

Direktur Keuangan dan Manajemen Resiko Wijaya Karya Ade Wahyu menjelaskan strategi untuk mengurangi hutang berbunga. Pertama dengan klaim piutang atau penagihan hak pembayaran dari pihak lain, kedua dengan mempercepat recycling asset.

"Mempercepat recycling asset kita dengan cara penjualan paket sales penjualan kepada mitra strategis," jelasnya dalam Public Expose Live, Rabu (8/9/2021).

Banyak perusahaan BUMN karya saat ini tengah berkutat mengurangi beban hutang berbunga yang terus membengkak. Hal ini disebabkan penugasan proyek infrastruktur dari pemerintah yang dinilai memberatkan kinerja perseroan.

Ade juga mengatakan ada perubahan target-target perusahaan yang dilakukan untuk tahun ini. mengingkat dimasa pandemi ini perolehan kontrak baru juga masih seret. Tercatat perusahaan mendapatkan kontrak baru mencapai Ro 11,96 triliun.

"Kami sampaikan secara target kontrak kita yang tadinya tumbuh 100% mungkin kisaran hanya 20%-27 , kemudian revenue juga tumbuh dari 78%, revisi mungkin hanya 20%-24%, sementara laba yang tumbuh hampir lebih dari 300% ini mungkin hanya 20%," jelasnya.

Investor Relation WIKA, Purba Yudha Tama, juga mengatakan perusahaan akan merevisi target perolehan kontrak di 2021, melihat situasi pandemi yang cukup menghambat kinerja perusahaan.

"Akan review target 2021 karena situasi pandemi cukup menantang juga menghambat kinerja operasional kita. Juni Juli ini keadaan pandemi cukup memburuk yang tidak kita ekspektasi. Makanya akan segera kita review dan kita rilis segera angkanya. Tapi pertumbuhan masih di area positif," jelasnya.

Yudha menjelaskan perolehan kontrak baru masih paling banyak dari swasta sekitar 47,7%, tapi porsi dari BUMN lain juga diperkirakan akan menjadi semakin membesar menjadi 34% dari hanya 19% di semester I ini.

Begitu juga dengan kontrak dari luar negeri yang akan meningkat menjadi 6,5% dari beberapa proyek yang diincar di Filipina.


(dob/dob)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Raih Laba Rp 23,64 Triliun, Telkom Bisa Setor Dividen Jumbo