10 Negara Dengan Cadangan Devisa "Segede Gaban", RI Termasuk?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
08 September 2021 10:50
Cadev Agustus 2020 Naik Jadi USD 1,96 M (CNBC Indonesia TV)
Foto: Cadev Agustus 2020 Naik Jadi USD 1,96 M (CNBC Indonesia TV)

Meski cadangan devisa Indonesia hanya 4,5% saja dari China, tetapi kini nilainya lebih besar dari Amerika Serikat (AS). Indonesia kini berada di urutan ke 21 negara dengan cadangan devisa terbesar, sementara Amerika Serikat di urutan ke 22. 

Semua negara mayoritas menyimpan cadangan devisanya dalam bentuk dolar AS. Berdasarkan data Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF), porsi dolar AS di cadangan devisa global di kuartal I-2021 sebesar 59,54%. Kemudian di urutan kedua ada euro sebesar 20,57%.

Meski cadangan devisa di dunia didominasi mata uangnya sendiri, bukan berarti Amerika Serikat tidak memiliki cadangan devisa. Pada akhir Juli, Cadev Amerika Serikat tercatat sebesar US$ 140,84 miliar. Data Cadev terbaru bulan Agustus belum dirilis.

Berdasarkan data dari Departemen Keuangan AS, dari dari total Cadev tersebut dalam bentuk Special Drawing Right (SDR) menjadi yang paling besar, yakni senilai US$ 52,212 miliar. Kemudian aset berupa emas senilai US$ 11,041 miliar, ada dalam bentuk euro senilai US$ 10,821 miliar, ada juga yen Jepang meski kecil US$ 1,17 miliar.

Sebagai negara dengan nilai perekonomian terbesar di dunia, cadangan devisa AS tergolong tipis. Maklum saja jika dilihat dari transaksi berjalan yang selalu mengalami defisit. Kali terakhir AS mencatat surplus pada kuartal III-1992.

idr

Neraca dagang yang selalu mengalami defisit menjadi salah satu pemicu minusnya current account. Hal tersebut yang coba dirubah mantan Presiden AS, Donald Trump, hingga mengobarkan perang dagang dengan China.

Meski current account terus mengalami defisit, tetapi Amerika Serikat mampu menutupnya dengan FDI yang jumbo. Di tahun 2020, FDI Amerika Serikat memang jeblok, "hanya" US$ 134 miliar, dikalahkan oleh China US$ 163 miliar.

Namun, sebelumnya FDI AS selalu lebih jumbo. Pada 2019, Negeri Paman Sam mendapat inflow sebesar US$ 251 miliar, sementara China hanya US$ 140 miliar, berdasarkan data dari United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD).

Begitu juga di tahun 2018, FDI Amerika Serikat mencapai US$ 254 miliar, China lagi-lagi di urutan kedua sebesar US$ 138 miliar.

Sementara itu, FDI Indonesia di tahun 2020 sebesar US$ 19 miliar turun dari 2019 sebesar US$ 24 miliar.

Adapun peningkatan tajam cadangan devisa Indonesia di bulan Agustus terjadi karena adanya tambahan alokasi Special Drawing Right (SDR) sebesar 4,46 miliar atau setara US$ 6,31 miliar yang diterima oleh Indonesia dari Dana Moneter International (International Monetary Fund/IMF).

SDR merupakan instrumen keuangan yang dikeluarkan oleh IMF dan dapat digunakan untuk transaksi keuangan negara-negara anggotanya.

Nilai SDR sendiri sendiri merupakan gabungan dari 5 mata uang, yakni dolar AS, euro, yuan China, yen Jepang, dan poundsterling, dengan bobot yang berbeda-beda tentunya. Dolar AS, seperti biasa menjadi yang paling besar bobotnya, disusul euro.

Dalam keterangannya, BI mengatakan Pada 2021, IMF menambah alokasi SDR dan mendistribusikannya kepada seluruh negara anggota, termasuk Indonesia, secara proporsional sesuai kuota masing-masing. Alokasi SDR tersebut didistribusikan kepada negara-negara anggota IMF tanpa biaya.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular