Bursa Asia Kembali Dibuka Beragam, Nikkei-Hang Seng Menguat

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
Rabu, 08/09/2021 08:56 WIB
Foto: Bursa Tokyo (REUTERS/Issei Kato)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Asia kembali dibuka beragam dengan mayoritas melemah pada perdagangan Rabu (8/9/2021), setelah Jepang merilis data final pertumbuhan ekonomi kuartal kedua tahun 2021.

Indeks Nikkei Jepang sempat dibuka melemah 0,31%, namun selang sekitar satu jam setelah dibuka, Nikkei langsung menguat 0,45%. Sedangkan indeks Hang Seng Hong Kong dibuka menguat 0,15%.

Sementara indeks Shanghai Composite China dibuka melemah 0,12%, Straits Times Singapura tergelincir 0,72%, dan KOSPI Korea Selatan terdepresiasi 0,3%.


Data final pertumbuhan ekonomi Jepang pada kuartal kedua tahun 2021 telah dirilis pada pagi hari ini, di mana data pertumbuhan ekonomi yang tercermin pada Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal II-2021 tumbuh 1,9% secara tahunan.

Angka itu lebih tinggi dari ekspektasi pasar dalam polling Reuters yang memperkirakan kenaikan menjadi 1,6%. Angka PDB Jepang kuartal II-2021 yang disetahunkan (anualized) tersebut juga lebih tinggi dari angka perkiraan awal sebesar 1,3%.

Data final PDB Jepang yang tumbuh disebabkan oleh belanja bisnis yang lebih baik dari perkiraan semula, karena belanja modal dan output produksi didorong oleh pemulihan ekonomi global yang cepat, lebih dari mengimbangi aktivitas sektor jasa yang masih melemah.

Namun, pemulihan ekonomi Jepang tetap rapuh karena vaksinasi virus corona (Covid-19) yang masih lambat dan karena pembatasan pandemi menghambat aktivitas sektor swasta.

"Ekonomi Jepang masih tertinggal dari ekonomi maju lainnya. Dengan demikian, pemulihan ekonomi sepenuhnya perlu menunggu setidaknya sampai awal tahun depan," kata Takeshi Minami, kepala ekonom di Norinchukin Research Institute, dikutip dari Reuters.

Komponen belanja modal dari PDB tumbuh 2,3% pada kuartal II-2021, lebih besar dari kuartal I-2021 sebesar -1,3%. Angka ini juga lebih besar dari perkiraan awal di 1,7%.

Sementara konsumsi swasta, yang menyumbang lebih dari setengah PDB Jepang, tumbuh 0,9% pada kuartal II-2021, dari sebelumnya pada kuartal I-2021 di angka -1%.

Pasar saham Asia cenderung mengikuti pergerakan pasar saham Amerika Serikat (AS) yang ditutup dengan mayoritas melemah pada perdagangan dini hari tadi waktu Indonesia.

Beralih ke AS, bursa saham Wall Street mayoritas ditutup melemah pada perdagangan Selasa (7/9/2021) waktu setempat, di tengah kecemasan pemodal akan merebaknya varian delta yang bisa mengganggu prospek pembukaan kembali ekonomi.

Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup merosot 0,76% ke level 35.100 dan S&P 500 melemah 0,34% ke 4.520,03. Namun untuk Nasdaq berakhir menguat 0,07% ke 15.374,33.

Saham Boeing menjadi pemberat utama setelah anjlok 1,8% menyusul pemberitaan Wall Street Journal bahwa pengiriman 787 Dreamliner akan tertunda. Saham produsen obat Johnson & Johnson dan Merck melemah setelah Morgan Stanley menurunkan target harga saham mereka.

Sementara itu, saham GM anjlok setelah pabrikan otomotif di Munich Motor Show mengatakan bahwa kendala pasokan chip akan memperberat laju industri otomotif dunia.

"Kami melihat pergerakan tak mulus pada September-Oktober sebagai transisi tahap akhir menuju pertengahan siklus," tulis perencana keuangan Andrew Sheets seperti dikutip CNBC International.

Kemarin, Wall Street libur untuk memperingati Hari Buruh. Di tengah situasi libur tersebut, Goldman Sachs merilis laporan yang menurunkan proyeksinya atas perekonomian AS, dengan mengacu pada merebaknya virus Covid-19 varian delta sementara prospek stimulus mengabur.

Pertumbuhan ekonomi Negara Adidaya diprediksi tumbuh 5,7% secara tahunan pada 2021, atau di bawah konsensus pasar di angka 6,2%. Proyeksi Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal IV-2021 pun dipangkas menjadi 5,5%, dari proyeksi semula sebesar 6,5%.

"Hambatan pertumbuhan konsumsi yang kuat ke depan terlihat kian jelas: varian Delta telah memperberat pertumbuhan kuartal III-2021, dan mengaburnya stimulus fiskal serta pelemahan pemulihan sektor jasa akan menjadi risiko yang membayangi dalam jangka menengah," tutur bank investasi tersebut dalam laporan yang dikutip CNBC International.

Hari ini tidak ada rilis data ekonomi yang dipantau, dan investor akan menunggu Kamis dan Jumat untuk melihat data klaim tunjangan pengangguran baru, serta indeks harga produsen (Producer Price Index/PPI).

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Iran Dibombardir Israel, Bursa Asia & IHSG "Kebakaran"