Awali Perdagangan Pekan Ini, Dow Jones Dibuka Turun 77 Poin

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
07 September 2021 20:42
FILE - In this Oct. 14, 2020 file photo, the American Flag hangs outside the New York Stock Exchange in New York.Stocks were posting strong gains in early trading Thursday, May 13, 2021, following three days of losses and the biggest one-day drop in the S&P 500 since February.  (AP Photo/Frank Franklin II, File)
Foto: Bendera Amerika tergantung di luar Bursa Efek New York di New York (AP/Frank Franklin II)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) tergelincir ke zona merah pada sesi pembukaan Selasa (7/9/2021), di tengah kecemasan pemodal akan merebaknya varian delta yang bisa mengganggu prospek pembukaan kembali ekonomi.

Indeks Dow Jones Industrial Average turun 77 poin (-0,3%) pukul 08:30 waktu setempat (20:30 WIB) dan selang 10 menit drop hingga 160,8 poin (-0,45%) ke 35.208,3. Indeks S&P 500 surut 10,4 poin (-0,23%) ke 4.525,02 sementara Nasdaq naik 16,2 poin (+0,11%) ke 15.379,7.

Saham Boeing menjadi pemberat utama setelah anjlok 1,5% di pembukaan setelah Wall Street Journal melaporkan pengiriman 787 Dreamliner akan tertunda. Saham produsen obat Johnson & Johnson dan Merck melemah setelah Morgan Stanley menurunkan target harga saham mereka.

Sementara itu, saham GM anjlok setelah pabrikan otomotif di Munich Motor Show mengatakan bahwa kendala pasokan chip akan memperberat laju industri otomotif dunia.

Kemarin, Wall Street libur untuk memperingati Hari Buruh. Di tengah situasi libur tersebut, Goldman Sachs merilis laporan yang menurunkan proyeksinya atas perekonomian AS, dengan mengacu pada merebaknya virus Covid-19 varian delta sementara prospek stimulus mengabur.

Pertumbuhan ekonomi Negara Adidaya diprediksi tumbuh 5,7% secara tahunan pada 2021, atau di bawah konsensus pasar di angka 6,2%. Proyeksi Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal IV-2021 pun dipangkas menjadi 5,5%, dari proyeksi semula sebesar 6,5%.

"Hambatan pertumbuhan konsumsi yang kuat ke depan terlihat kian jelas: varian Delta telah memperberat pertumbuhan kuartal III-2021, dan mengaburnya stimulus fiskal serta pelemahan pemulihan sektor jasa akan menjadi risiko yang membayangi dalam jangka menengah," tutur bank investasi tersebut dalam laporan yang dikutip CNBC International.

Indeks S&P 500 sepanjang September naik 0,3%, dan secara historis merupakan bulan yang menantang bagi pasar. Menurut CFRA, bulan ini memiliki rerata koreksi di angka 0,6%, atau terburuk jika dibandingkan dengan bulan yang lain.

Namun sepanjang tahun berjalan, indeks Dow Jones masih terhitung melesat 15,5%, indeks S&P melambung 20,7% sedangkan Nasdaq loncat 19,2%.

Hari ini tidak ada rilis data ekonomi yang dipantau, dan investor akan menunggu Kamis dan Jumat untuk melihat data klaim tunjangan pengangguran baru, serta indeks harga produsen (Producer Price Index/PPI).

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tekanan Geopolitik di Timur Tengah Mereda, Wall Street Dibuka Hijau!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular