
Bursa Asia Ditutup Cerah, Nikkei-Hang Seng-Shanghai Melesat!

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Asia ditutup cerah bergairah pada perdagangan Senin (6/9/2021), setelah pasar kian yakin bahwa kebijakan moneter longgar di Amerika Serikat (AS) masih akan dipertahankan menyusul data tenaga kerja yang belum memuaskan.
Indeks Nikkei Jepang ditutup meroket 1,83% ke level 29.659,89, Shanghai Composite China terbang 1,12% ke 3.621,86, Hang Seng Hong Kong melesat 1,01% ke 26.163,63, Straits Times Singapura menguat 0,56% ke 3.101,08, KOSPI Korea Selatan naik tipis 0,07% ke 3.203,33, dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga naik tipis 0,017 poin (+0,00%) ke 6.126,94.
Indeks Nikkei Jepang memimpin penguatan bursa Asia pada hari ini setelah Perdana Menteri (PM) Jepang, Yoshihide Suga mengatakan tidak akan mengajukan diri dalam bursa pencalonan perdana menteri selanjutnya.
"Investor kini sedang dalam proses menyesuaikan posisi mereka dari saham Jepang, yang sudah cenderung underweighed karena tingkat vaksinasi negara yang rendah dan masih melonjaknya kasus virus corona (Covid-19)," kata Soichiro Matsumoto, kepala investasi Jepang di Credit Suisse Private Banking, dikutip dari Reuters.
Pasar juga berharap bahwa perdana menteri yang baru akan memberikan suntikan stimulus fiskal yang baru.
Pasar saham China dan Hong Kong juga ditutup melesat lebih dari 1%, setelah adanya rencana pembuatan bursa saham baru yang dikhususkan untuk usaha kecil dan menegah (UKM) di China.
Indeks yang berisikan perusahaan-perusahaan besar yang terdaftar di New Third Board (NTB) Beijing melonjak 13%, setelah China mengumumkan rincian rencana Bursa Efek Beijing pada akhir pekan, yang akan berbasis di NTB.
"Kami percaya Beijing Stock Exchange (BSE) yang baru menawarkan pesan yang meyakinkan bahwa China akan terus mendukung usaha kecil dan menengah yang inovatif secara teknologi untuk memanfaatkan pasar modal untuk pembiayaan," kata Citi dalam sebuah catatan, dilansir dari Reuters.
Sementara itu dari Amerika Serikat (AS), pasar saham Negeri Paman Sam pada hari ini tidak dibuka karena sedang libur memperingati Hari Buruh.
Pada Jumat (3/9/2021) pekan lalu, bursa Wall Street ditutup variatif dengan Nasdaq menguat S&P 500 tumbuh tipis, dan Dow Jones cenderung flat. Pemicunya adalah data tenaga kerja yang tak sesuai dengan ekspektasi.
Slip gaji per Agustus tercatat bertambah 235.000, atau jauh dari ekspektasi ekonom dalam polling Dow Jones yang memprediksi angka 720.000. Angka itu jauh dari capaian Juli yang mencapai 1,05 juta slip gaji.
Bos bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) Jerome Powell telah menegaskan bahwa program pengurangan (tapering) pembelian obligasi di pasar sekunder baru akan dimulai setelah data tenaga kerja menguat.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!
