
Duh! Kemarin Jadi Top Losers, Saham Bukalapak Ambles Lagi

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham emiten e-commerce PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) kembali melemah pada awal perdagangan hari ini, Kamis (2/9/2021), melanjutkan koreksi pada perdagangan Rabu (1/9) kemarin.
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), setelah sempat menguat ke Rp 910/saham sesaat bel pembukaan berbunyi, pada 09.45 WIB, saham BUKA merosot 1,12% ke Rp 880/saham dengan nilai transaksi sebesar Rp 58,50 miliar dan volume perdagangan mencapai 65,50 juta saham.
Nilai kapitalisasi pasar saham BUKA mencapai Rp 91,21 triliun pagi ini.
Di tengah pelemahan ini, investor asing mencatatkan beli bersih di pasar reguler sebesar Rp 13,95 miliar, tertinggi di bursa.
Dengan ini, dalam sepekan saham BUKA masih naik 1,72%, sementara sejak debut pada 6 Agustus lalu saham ini menguat 3,53%.
Pada penutupan perdagangan kemarin, saham BUKA menduduki peringkat keempat top losers setelah anjlok 5,82% ke Rp 890/saham.
Terbaru, BUKA mencatat pertumbuhan 56% pada Total Processing Value (TPV) pada kuartal II-2021 senilai Rp 29,4 triliun. Sementara itu untuk pada semester I-2021 TPV tercatat tumbuh 54% senilai Rp 56,7 triliun.
Berdasarkan siaran pers dari Bukalapak, pertumbuhan TPV perseroan didukung oleh kenaikan jumlah transaksi sebesar 15% dan kenaikan sebesar 34% pada Average Transaction Value (ATV) sepanjang semester I-2020 (1H20) sampai dengan semester I-2021.
Sebanyak 75% TPV Perseroan selama semester I-2021 berasal dari luar daerah Tier 1 di Indonesia, di daerah dimana penetrasi all-commerce dan tren digitalisasi warung warung kecil ritel terus menunjukan pertumbuhan yang kuat. Mitra Bukalapak menjadi penggerak utama pertumbuhan perseroan.
Adapun TPV Mitra pada kuartal II-2021 meningkat 237% menjadi menjadi Rp 14,2 triliun dan pada semester I-2021 meningkat 227% menjadi Rp 23,9 triliun dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Kontribusi Mitra terhadap TPV perseroan meningkat dari 22% pada kuartal II-2020, menjadi 48% pada kuartal II-2021.
Sementara untuk ATV Mitra pada kuartal II-2021 meningkat sebesar 98% dibandingkan kuartal yang sama tahun 2020. Hal ini ditopang oleh kenaikan pada jumlah produk dan jasa yang ditawarkan oleh Bukalapak kepada para Mitra.
Pada akhir Juni 2021, jumlah Mitra yang telah terdaftar mencapai 8,7 juta, naik dari 6,9 juta pada akhir Desember 2020. Pendapatan Bukalapak pada 2Q21 tumbuh sebesar 37% dari tahun sebelumnya, menjadi Rp 440 miliar, dan pendapatan semester I tumbuh 35% menjadi Rp 864 miliar.
Dibandingkan periode yang sama 2020, pendapatan Mitra Bukalapak pada 2Q21 tumbuh sebesar 292% menjadi Rp 145 miliar.
Sementara pendapatan pada semester I-2021 untuk Mitra Bukalapak naik sebesar 350% menjadi Rp 290 miliar. Kemudian, pada paruh pertama 2021, perseroan berhasil mengurangi kerugian bersihnya sebesar 25,7% menjadi Rp 763 miliar dari Rp 1,03 triliun.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Saham BUKA ARB, Sentuh All Time Low Lagi!