PDB Australia 'Dimakan' Corona, Dolarnya Apa Kabar?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
Rabu, 01/09/2021 11:48 WIB
Foto: Ilustrasi dolar Australia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Lockdown yang dilakukan Australia di beberapa negara bagian dalam beberapa bulan terakhir akhirnya menunjukkan dampaknya ke perekonomian. Pertumbuhan ekonomi Negeri Kanguru mengalami pelambatan di kuartal II-2021. Meski demikian, dolar Australia masih mampu menguat melawan rupiah setelah melemah dalam 2 hari terakhir.

Pada pukul 11:35 WIB, AU$ 1 setara Rp 10.453,76, dolar Australia menguat 0,18% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Sebelumnya dalam 2 hari terakhir, dolar Australia melemah nyaris 1%.

Biro Statistik Australia hari ini melaporkan pertumbuhan ekonomi yang dilihat dari produk domestik bruto (PDB) di kuartal II-2021 tumbuh 0,7% dari kuartal sebelumnya yang tumbuh 1,9%. Penurunan tersebut memang tajam, tetapi masih lebih baik dari proyeksi analis yang disurvei Reuters sebesar 0,5%.


Sementara itu jika dibandingkan kuartal II tahun lalu, PDB tumbuh 9,6%. Memang tinggi, tetapi karena low base effect, dimana tahun lalu perekonomian Australia jeblok di masa awal pandemi.

Di kuartal III-2021, perekonomian Australia bahkan diprediksi bisa mengalami kontraksi. Sebab hingga saat ini lebih dari separuh populasi terkena lockdown.

Gubernur bank sentral Australia (Reserve Bank of Australia/RBA) juga mengamini hal tersebut, meski masih menunjukkan optimisme bisa segera bangkit.

"Penyebaran terbaru virus corona mengganggu pemulihan ekonomi, dan produk domestik bruto (PDB) akan turun di kuartal III," kata Lowe sebagaimana dilansir Business Times awal bulan lalu.

Sementara dari dalam negeri dari dalam negeri, IHS Markit melaporkan Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur Indonesia masih mengalami kontraksi di bulan Agustus, meski membaik dari bulan sebelumnya. Angka PMI bulan Agustus dilaporkan sebesar 43,7 dari sebelumnya 40,1.

Di bulan ini ada peluang PMI manufaktur akan semakin membaik, dan tidak menutup kemungkinan terjadi ekspansi, sebab Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) sudah kembali dilonggarkan, dan beberapa wilayah turun ke level 3. Beberapa sektor sejak 2 pekan lalu juga sudah diizinkan work from office (WFO) 100%, tentunya dengan syarat dan protokol kesehatan ketat.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


Saksikan video di bawah ini:

Video: Perang Bikin Rupiah Anjlok, Tembus Rp 16.400-an per Dolar AS