Harga Batu Bara Naik 1,5%, Tapi Belum Cetak Rekor Baru

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
Rabu, 01/09/2021 08:45 WIB
Ilustrasi Batu Bara (CNBC Indonesia/Wahyu Daniel)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara kembali naik. Namun kenaikan ini belum membawa si batu hitam mencatat rekor baru.

Kemarin, harga batu bara di pasar ICE Newcastle (Australia) tercatat US$ 170/ton. Melesat 1,55% dibandingkan sehari sebelumnya.

Akan tetapi, kenaikan ini masih belum cukup untuk membuat harga batu bara membukukan rekor. Saat ini, rekor tertinggi masih di US$ 171/ton yang tercipta pada 27 Agustus 2021.


Tren kenaikan harga gas ikut mengatrol harga batu bara. Dalam sepekan terakhir, harga gas alam di Henry Hub (Louisiana, Amerika Serikat) melesat 13,01% secara point-to-point. Selama sebulan ke belakang, harga meroket 11,92%.

Saat harga gas alam naik, biaya pembangkitan listrik dengan bahan bakar ini ikut terangkat. Di Eropa, biaya pembangkitan listrik dengan gas alam pada 31 Agustus 2021 adalah EUR 47,68/MWh.

Batu bara dilirik karena harganya lebih kompetitif. Biaya pembangkitan listrik berbahan batu bara adalah EUR 40,17/MWh. Akibatnya, permintaan batu bara naik dan harga ikut terungkit.

"Ada indikasi bahwa harga pembangkitan listrik dengan gas alam akan lebih mahal ketimbang batu bara hingga awal 2022. Ini membuat batu bara menjadi lebih atraktif," sebut Toby Hassall, Analis Refinitiv, dalam risetnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aji/aji)