Ada 9 Kabar Penting, Anda Mungkin Harus Baca Sebelum Trading
Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham domestik berakhir di zona hijau ditopang aksi beli investor asing yang cukup massif di tengah pelemahan indeks Dow Jones.
Selasa kemarin, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat sebesar 0,09% ke level 6.150,29 poin dengan nilai transaksi Rp 12,74 triliun. Pelaku pasar asing mencatatkan pembelian bersih senilai Rp 545,31 miliar.
Cermati aksi dan peristiwa emiten berikut ini yang dihimpun dalam pemberitaan CNBC Indonesia sebelum memulai transaksi pada perdagangan Rabu (1/9/2021):
1. Harga Eksekusi Rights Issue BBRI di Rp 3.400
Aksi korporasi rights issue PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sebagai bagian dari pembentukan Holding BUMN Ultra Mikro sudah semakin dekat. Harga rights issue juga sudah ditentukan yakni Rp 3.400/unit.
Rencana rights issue sudah efektif dan disetujui oleh pemegang saham perseroan dan dikeluarkannya pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan pada 30 Agustus 2021 kemarin.
Prospektus menjelaskan Cum Date HMETD dijadwalkan pada 7 September 2021 untuk pasar reguler dan negosiasi, sedangkan 9 September 2021 untuk pasar tunai.
2. Aga Bakrie Jadi Presdir Bumi Resources
PT Bumi Resources Tbk (BUMI) melakukan perubahan direksi dalam rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) yang berlangsung Selasa, 31 Agustus 2021. Adika Nuraga Bakrie atau dikenal sebagai Aga Bakrie ditunjuk sebagai Presiden Direktur, menggantikan mendiang Saptari Hoedaja.
Sekretaris Perusahaan Dileep Srivastava mengatakan semua agenda pada RUPS ini pun mendapatkan persetujuan dari pemegang rapat. Beberapa di antaranya persetujuan atas keuangan tahun fiskal 2020 yang telah diaudit dengan pembagian tanggung jawab dewan, penunjukan auditor untuk tahun ini.
"Kemudian dan perubahan susunan dewan komisaris dan direksi. Adika Nuraga Bakrie ditunjuk sebagai Presiden Direktur, menggantikan mendiang Saptari Hoedaja dan juga perubahan dewan komisaris," kata Dileep, Selasa (31/8/2021).
3. Berkah Booming Batu Bara, Laba Adaro Naik 9,6% Jadi Rp 2,43 T
Emiten tambang batu bara, PT Adaro Energy Tbk (ADRO), membukukan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$ 169,96 juta atau sekitar Rp 2,43 triliun dengan asumsi kurs Rp 14.300 per US$.
Perolehan laba bersih tersebut meningkat 9,58% dari tahun sebelumnya sebesar US$ 155,09 juta atau Rp 2,21 triliun.
Kenaikan ini sejalan dengan meningkatnya pendapatan usaha bersih 15% menjadi US$ 1,45 miliar dari sebelumnya US$ 1,36 miliar. Beban pokok penjualan mengalami kenaikan 2% menjadi US! 1,06 miliar dari sebelumnya US$ 1,04 miliar.
Dengan demikian laba kotor Adaro sepanjang semester pertama tahun ini sebesar US$ 499 juta atau naik 55% dari tahun lalu US$ 323 juta dengan EBITDA operasional naik 36% menjadi US$ 635 juta dari sebelumnya US$ 465 juta.
4. DNET Milik Anthoni Salim Ekspansif Bisnis Jaringan Internet
PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET) mulai melakukan diversifikasi usaha dengan masuk ke bisnis di sektor telekomunikasi. Unit usaha yang tergabung dalam Grup Salim ini, punya bisnis utama di bidang ritel modern, mulai mengembangkan bisnis jaringan serat optik.
DNET masuk dalam bisnis telekomonikasi dengan merek dagang FiberStar, melalui PT Mega Akses Persada, jaringan serat optik pita lebar melayani pelanggan di seluruh Indonesia.
Hingga akhir 2020, berdasarkan paparan publik DNET melalui keterbukaan informasi menjelaska, bahwa jaringan serat optik FiberStar telah menjangkau 17 Provinsi, 135 Kota/Kabupaten, dengan panjang gelaran mencapai 28.714 km. Cakupan tersebut naik 62,6% dibandingkan 2019.
5. Perusahaan India Bakal Caplok Burger King Indonesia dari MAP
urger King India dikabarkan berminat untuk mengakuisisi 85% saham PT Sari Burger Indonesia, pengelola Burger King Indonesia disertai dengan investasi langsung senilai US$ 40 juta atau setara dengan Rp 580 miliar (asumsi kurs Rp 14.500/US$). Rencana akuisisi ini telah diajukan pada Jumat (27/8/2021) dan berlaku hingga 90 hari ke depan.
Melansir Business Standard, Burger King India menerima penawaran akuisisi dari F&B Asia Venture (Singapura), yang memiliki saham 65,79% di Burger King Indonesia. Adapun pemegang saham utama Burger King Indonesia adalah PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI).
Penawaran yang ditawarkan adalah untuk memiliki saham mayoritas di Sari Burger Indonesia disertai dengan investasi langsung. Saat ini Sari Burger Indonesia diperkirakan memiliki valuasi US$ 183 juta atau Rp 2,63 triliun.
(hps/hps)