
Ada 9 Kabar Penting, Anda Mungkin Harus Baca Sebelum Trading

6. Imbas Pandemi, Garuda Indonesia Rugi Hampir Rp 13 T
Emiten maskapai penerbangan BUMN, PT Garuda indonesia Tbk (GIAA), membukukan kerugian bersih yang diatrbusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$ 898,65 juta atau setara Rp 12,85 triliun pada semester pertama tahun ini dengan asumsi kurs Rp 14.300 per US$.
Kerugian tersebut lebih dalam 26,08% dari periode yang sama di tahun sebelumnya sebesar US$ 712,72 juta atau sekitar Rp 10,19 triliun.
Mengacu laporan keuangan perusahaan, pembatasan sosial seiring berlakunya PPKM membuat pendapatan usaha Garuda turun signifikan menjadi US$ 696,80 juta (Rp 9,94 triliun) dari tahun sebelumnya US$ 917,28 juta (Rp 13,11 triliun).
Rinciannya, pendapatan usaha di segmen penerbangan berjadwal turun sebesar 25,82% menjadi US$ 556,53 juta (Rp 7,95 triliun) dari sebelumnya US$ 750,25 juta (Rp 10,72 triliun). Namun, penerbangan tidak berjadwal mengalami peningkatan menjadi US$ 41,63 juta dari sebelumnya US$ 21,54 juta. Sementara, pendapatan lainnya tercatat US$98,63 juta, turun dari tahun sebelumnya sebesar US$145,47 juta.
7. Laba PTPP Naik 300% Jadi Rp 86,04 Miliar
Perusahaan konstruksi BUMN PT PP Tbk (PTPP) sepanjang enam bulan pertama tahun ini mencatatkan laba bersih senilai Rp 86,04 miliar. Angka ini naik tajam dari capaian perusahaan di periode yang sama tahun sebelumnya yang senilai Rp 21,15 miliar, atau tumbuh 306,69% secara tahunan (year on year/YoY).
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, laba bersih ini naik di tengah turunnya pendapatan perusahaan. Tercatat pada akhir Juni 2021 lalu pendapatan senilai Rp 6,45 triliun, turun 4,27% YoY dari Rp 6,74 triliun di akhir semester I-2020.
Sejalan dengan itu, beban pokok pendapatan juga turun menjadi Rp 5,65 triliun dari sebelumnya sebesar Rp 6,04 triliun. Beban usaha naik tipis menjadi Rp 313,64 miliar dari sebelumnya Rp 304,19 miliar.
8. Utang Menggunung, Laba WIKA Merosot 62,03% jadi Rp 83,41 M
Perusahaan konstruksi BUMN, PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) mencatatkan laba yang dapat diatribusikan kepada entitas induk senilai Rp 83,41 miliar pada 30 Juni 2021 lalu. Laba ini turun tajam 62,30% secara year-on-year (YoY) dari sebelumnya Rp 250,41 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya.
Turunnya laba bersih ini salah satunya disebabkan karena turunnya pendapatan perusahaan sebesar 5,13% YoY, dari sebelumnya Rp 7,13 triliun di akhir semester I-2020 menjadi senilai Rp 6,76 triliun di akhir periode Juni tahun ini.
Beban pokok pendapatan perusahaan pada periode ini turun menjadi Rp 6,22 triliun dari sebelumnya Rp 6,46 triliun. Beban usaha total juga ikut turun menjadi Rp 35,67 miliar dari sebelumnya Rp 415,03 miliar.
9. Lo Kheng Hong Lepas Saham MBSS, Masuk Kocek Rp 67 M
Investor kenamaan tanah air, Lo Kheng Hong menjual hampir seluruh kepemilikan sahamnya di emiten pelayaran, PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk (MBSS) senilai hampir Rp 68 miliar.
Mengacu keterbukaan informasi yang disampaikan Sekretaris Perusahaan MBSS, Ratih Safitri, Lo menjual sebanyak 101.811.800 saham atau setara 5,82% saham kepada PT Gallery Adhika Arnawarma dengan harga penjualan per saham Rp 660. Dengan demikian, dari penjualan ini, investor yang dijuluki Warren Buffet Indonesia itu meraih dana sebesar Rp 67,19 miliar.
"Tanggal transaksi pada 24 Agustus dengan status kepemilikan langsung," kata Ratih, dikutip Selasa (31/8/2021).
(hps/hps)[Gambas:Video CNBC]