
Wow! Asing Borong Rp 5 T, Ini 10 Saham Favorit selama Agustus

Jakarta, CNBC Indonesia - Bulan Agustus sudah berlalu dan mulai hari ini, Rabu sudah masuk 1 September 2021. Sepanjang Agustus lalu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 1,32% dan ditutup pada perdagangan Selasa kemarin (31/8) di level 6.150,29.
Data Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, pada perdagangan terakhir di Agustus, IHSG ditutup naik 0,09% di 6.150 dengan nilai transaksi Rp 12,84 triliun, volume perdagangan 23,36 miliar saham dan frekuensi sebanyak 1,40 juta kali transaksi. Ada 217 saham naik, 243 saham turun, dan 132 saham stagnan.
Secara bulanan IHSG naik 1,32%, 3 bulan terakhir IHSG juga melesat 5,75% dan year to date indeks acuan BEI ini naik 2,86%.
Investor asing tercatat beli bersih harian sebesar Rp 634 miliar di pasar reguler, dan secara bulanan asing masuk nyaris Rp 5 triliun atau tepatnya Rp 4,93 triliun juga di pasar reguler.
Berikut daftar saham-saham yang ramai diborong dan dilepas asing sepanjang Agustus lalu.
5 Saham Top Foreign Buy Agustus
1. Bank Central Asia (BBCA), net buy Rp 3,1 T, saham +9,72% Rp 32.750
2. Telkom Indonesia (TLKM), net buy Rp 875,4 M, saham +4,94% Rp 3.400
3. Astra International (ASII), net buy Rp 514,3 M, saham +10,70% Rp 5.225
4. Kalbe Farma (KLBF), net buy Rp 264,4 M, saham +6,75% Rp 1.345
5. Indofood CBP (ICBP), net buy Rp 193,7 M, saham +3,69% Rp 8.425
5 Saham Top Foreign Sell Agustus
1. Bank Mandiri (BMRI), net sell Rp 325,1 M, saham +7,02% Rp 6.100
2. Adaro Energy (ADRO), net sell Rp 318,3 M, saham -5,62% Rp 1.260
3. BFI Finance (BFIN), net sell Rp 213,1 M, saham +19,79% Rp 1.120
4. Erajaya Swasembada (ERAA), net sell Rp 154,3 M, saham -8,33% Rp 605
5. Indo Tambangraya (ITMG), net sell Rp 125,3 M, saham -5,60% Rp 16.000
Untuk saham-saham yang diborong asing, tiga besar masih didominasi emiten big cap alias dengan kapitalisasi pasar di atas Rp 100 triliun. Saham Bank Central Asia (BBCA) diborong asing sebulan Rp 3,1 triliun, sementara Telkom Rp 875,4 miliar, dan Astra Rp 514,3 miliar.
Market cap BBCA masih yang terbesar di BEI yakni Rp 807 triliun, sementara Telkom Rp 337 triliun dan Astra Rp 212 triliun.
CEO Finvesol Consulting, Fendi Susiyanto menilai justru saat ini memang waktu yang tepat untuk memburu saham-saham berfundamental baik dan masuk big cap dengan harga lebih rendah.
"Strategi perlahan melakukan akumulasi cicil beli, bukan averaging down [sudah punya di harga tinggi, beli lagi di harga rendah] tapi adalah cicil beli semacam installment, kalau bisa setiap bulan masuk. Karena berdasarkan pengalaman dan nilai fundamentalnya memang ini menjadi undervalue [murah]," kata dia dalam program InvesTime CNBC Indonesia, awal Agustus.
Saham-saham big caps ini, menurut dia, cepat atau lambat akan berpeluang mengalami kenaikan lebih besar lagi.
Menurutnya secara fundamental, saham-saham big cap ini masih bagus dan memberikan peluang upside bahkan di atas 25% dan ini juga yang membuat saham tersebut layak untuk dipertahankan.
Dia mencontohkan saham BBCA harga saat ini berkisar Rp 29.000/saham. Harga wajarnya ada di Rp 38.700, artinya memiliki upside sampai 30%.
Berikutnya saham Telkom memiliki potensial 34%, dengan harga sekarang Rp 3.240-an dan harga wajar Rp 4.300.
Sedangkan, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) potensinya 40% sebab memiliki harga wajar Rp 5.950 dan saat ini berkisar Rp 4.220-an.
Dia meyakini dengan emiten yang memiliki fundamental bagus memiliki peluang untuk kembali lagi. Namun para investor perlu untuk sabar sebab saham tersebut tidak akan cepat mengalami apresiasi harga.
"Karena apapun yang terjadi kembali kepada harga yang fundamental, akan mengalami potensi kenaikan harga," kata Fendi.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article IHSG Kokoh! Asing Serok Saham BBCA-ASII & Jualan ARTO-BMRI
