
Tembus Rp 14.300/US$, Rupiah di Level Terkuat 6 Pekan

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah akhirnya benar-benar menjebol Rp 14.300/US$ selepas tengah hari perdagangan Selasa (31/8/2021). Dolar Amerika Serikat (AS) yang sedang terpuruk membuat rupiah berlari kencang sejak awal pekan kemarin.
Melansir data Refinitiv, pada pukul 13:13 WIB rupiah berada di Rp 14.275/US$, menguat 0,65% di pasar spot. Level tersebut merupakan yang terkuat dalam 6 pekan terakhir, tepatnya sejak 17 Juni lalu.
Tekanan bagi dolar AS datang setelah ketua bank sentral AS (The Fed) Jerome Powell menyatakan tapering atau pengurangan nilai program pembelian aset (quantitative easing/QE) tepat dilakukan di tahun ini. Tetapi dalam pertemuan Jackson Hole tersebut, Powell juga menegaskan tapering tidak ada kaitannya dengan suku bunga.
Artinya setelah tapering selesai, bukan berarti suku bunga akan dinaikkan. Alhasil indeks dolar AS merosot 0,4% Jumat lalu, dan selama sepekan anjlok 0,87%.
Indeks yang mengukur kekuatan dolar AS ini masih berlanjut melemah tipis 0,04% pada perdagangan Senin, tekanan terlihat mereda tetapi siang ini justru ambrol lagi 0,2% ke 92,479.
Di sisi lain, rupiah mendapat sentimen positif dari dalam negeri.
Pemerintah kembali memperpanjang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) hingga 6 September mendatang. Tetapi wilayah Malang Raya dan Solo Raya kini masuk PPKM level 3, menyusul Jabodetabek dan beberapa wilayah lainnya yang sudah turun dari level 4 sejak pekan lalu. Semarang Raya bahkan berhasil turun ke PPKM level 2.
Sementara itu untuk Yogyakarta dan Bali dinyatakan masih berada dalam PPKM Level 4, tingkat pembatasan sosial tertinggi saat ini.
"Terdapat dua wilayah aglomerasi yang masih pada level 4, yaitu Daerah Istimewa Yogyakarta dan Bali," ujar Wakil Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Jenderal TNI (Purn.) Luhut Binsar Pandjaitan dalam konferensi pers virtual, Senin (30/8/2021).
Meski demikian, Luhut menegaskan kedua wilayah ini akan turun ke PPKM level 3 dalam beberapa hari ke depan. Hal itu karena adanya tren perbaikan penanganan Covid-19.
Secara keseluruhan, PPKM perlahan mulai turun level, dengan penyebaran penyakit akibat virus corona yang terus menurun, sehingga memberikan sentimen positif ke rupiah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ini Penyebab Rupiah Menguat 4 Pekan Beruntun, Terbaik di Asia
