Bidik Pertumbuhan Kredit 7%, Ini Strategi Bos Bank Mandiri

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
Senin, 30/08/2021 11:50 WIB
Foto: Dirut Bank Mandiri, Darmawan Junaidi (Tangkapan Layar Youtube)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) memproyeksikan penyaluran kredit perseroan sampai dengan akhir tahun ini akan tumbuh pada kisaran 6% sampai dengan 7%.

Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengungkapkan, untuk mencapai target tersebut, terdapat tiga fokus dalam penajaman bisnis perseroan. Pertama, integrasi bisnis wholesale dan ritel dengan memaksimalkan potensi value chain pada ekosistem nasabah wholesale.

Kedua, mengoptimalkan potensi bisnis dan sektor unggulan di wilayah serta penyaluran kredit dilakukan secara prudent kepada targeted customer dengan mempertimbangkan sektor yang masih potensial dan pemulihannya lebih cepat sehingga menghasilkan kualitas kredit yang cukup baik.


Ketiga, Bank Mandiri akan mengakselerasi digital dengan mengembangkan solusi digital, perbaikan proses, modernisasi channel, serta peningkatan kapabilitas core banking.

"Lewat strategi ini, Bank Mandiri optimis kredit secara bank only mampu tumbuh 6%-7% YoY pada akhir tahun 2021, tentunya dengan tetap memprioritaskan pertumbuhan secara berkualitas," kata Darmawan Junaidi, Senin (30/8/2021), dalam keterangan resmi.

Komitmen ini salah satunya diwujudkan melalui penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR). Bank Mandiri telah menyalurkan KUR sebesar Rp 19,68 triliun pada akhir paruh pertama tahun ini atau 63,5% dari target 2021, dengan jumlah penerima lebih dari 200 ribu debitur UMKM.

Selain itu, Bank Mandiri telah memberikan persetujuan restrukturisasi debitur terdampak pandemi yaitu kepada lebih dari 548 ribu debitur dengan nilai persetujuan sebesar Rp 126,5 triliun. Dari nilai tersebut, hingga Juni 2021, total baki debet restrukturisasi Covid-19 sebesar Rp 96,5 Triliun, di mana 62% dari total debitur restrukturisasi merupakan pelaku usaha UMKM.

Sampai dengan periode kuartal kedua tahun ini, emiten bersandi BMRI ini tercatat membukukan laba besih sebesar Rp 12,5 triliun atau tumbuh 21,45%. Pertumbuhan laba dikontribusi dari pendapatan bunga bersih sebesar 21,50% menjadi Rp 35,16 triliun, serta pertumbuhan pendapatan berbasis jasa (fee based income) sebesar 17,27 % menjadi Rp 15,94 triliun.

Sedangkan, pertumbuhan kredit konsolidasi sebesar 16,4% secara tahunan menjadi Rp 1.014,3 triliun. Pertumbuhan ini ditopang oleh segmen wholesale banking yang tercatat tumbuh 7,13% YoY menjadi Rp 534,2 triliun. Sementara pembiayaan ke segmen UMKM tercatat naik 20,1% YoY menjadi Rp 98,3 triliun.


(hps/hps)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Bank Mandiri Siap Gelar RUPSLB, Mau Rombak Direksi