Laba Indofood CBP Drop, Ini Kata Sang Bos Anthoni Salim!
Jakarta, CNBC Indonesia - Bos Grup Indofood, Anthoni Salim, generasi kedua Keluarga Salim, memberikan penjelasan berkaitan dengan kinerja bisnis PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), anak usaha PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) yang labanya terkoreksi pada semester I-2021 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Direktur Utama dan Chief Executive Officer ICBP itu mengatakan perseroan masih mampu membukukan kinerja yang positif pada paruh pertama tahun ini di tengah pandemi Covid-19 yang melanda dunia dan Indonesia.
"Meskipun laju pemulihan ekonomi global belum menentu karena karena berlanjutnya pandemi, kami dapat mencatatkan operasional yang positif di tahun 2021," katanya, dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip Kamis ini (26/8).
"Ke depan kami akan terus memperkuat keunggulan operasional dan mempertahankan ketangguhan model bisnis kami yang terintegrasi serta keselamatan para karyawan," kata Anthoni.
Berdasarkan keterangan di laporan keuangan berkaitan dengan dampak, manajemen ICBP menyatakan operasi Kelompok Usaha ICBP telah dan mungkin terus dipengaruhi oleh penyebaran virus Covid-19.
"Dampak virus Covid-19 terhadap ekonomi global dan Indonesia termasuk dampak terhadap pertumbuhan ekonomi, penurunan pasar modal, peningkatan risiko kredit, depresiasi nilai tukar mata uang asing dan gangguan operasi bisnis. Dampak pandemi terhadap Kelompok Usaha tidak memberikan pengaruh signifikan," tulis manajemen ICBP, dalam laporan keuangan Juni 2021.
"Pengaruh lebih lanjut yang signifikan dari pandemi ini, bila ada, akan direfleksikan dalam pelaporan keuangan Kelompok Usaha di periode-periode berikutnya," tulis manajemen ICBP.
Per Juni 2021, ICBP membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk turun 5% menjadi Rp 3,22 triliun dari Rp 3,38 triliun.
Padahal pendapatan neto konsolidasi naik 22% menjadi Rp 28,20 triliun dari Rp 23,05 triliun.
Secara rinci, penjualan terbesar dari pihak ketiga mencapai Rp 10,84 triliun dari sebelumnya Rp 5,40 triliun, sementara penjualan dari pihak berelasi turun menjadi Rp 17,36 triliun dari Rp 17,64 triliun.
Tidak ada transaksi penjualan kepada satu pelanggan yang penjualan kumulatifnya melebihi 10% dari penjualan neto konsolidasian ICBP, kecuali penjualan kepada PT Indomarco Adi Prima (IAP) sebesar 54,85% dan 64,56% dari penjualan neto konsolidasian interim masing-masing untuk periode 6 bulan yang berakhir pada 30 Juni 2021 dan 2020.
Laba usaha ICBP naik 36% menjadi Rp 6,36 triliun dari Rp 4,68 triliun dan margin usaha naik menjadi 22,6% dari sebelumnya 20,3%.
Sementara itu, dengan tidak memperhitungkan akun non-recurring dan selisih kurs yang belum terealisasi maka core profit yang mencerminkan kinerja operasional meningkat 25% menjadi Rp 3,95 triliun dari Rp 3,16 triliun.
Di sisi lain, induknya, INDF, mencatatkan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tumbuh 21% menjadi Rp 3,43 triliun dari Rp 2,84 triliun.
Kenaikan laba bersih ini seiring dengan kenaikan penjualan neto konsolidasi sebesar 20% menjadi Rp 47,29 triliun dibandingkan Rp 39,38 triliun di semester I tahun lalu.
Laba usaha naik 51% menjadi Rp 8,49 triliun dari Rp 5,63 triliun, dan marjin laba usaha meningkat menjadi 17,9% dari 14,3%.
Adapun margin laba bersih sedikit meningkat menjadi 7,3% dari 7,2%. Core profit meningkat 37% menjadi Rp3,92 triliun dari Rp2,87 triliun.
Anthoni Salim, Direktur Utama dan Chief Executive Officer Indofood, mengatakan dalam situasi yang dinamis saat ini, perseroan telah mempertahankan kinerja yang konsisten di semester pertama tahun 2021 ini.
"Kami akan tetap waspada dalam melindungi karyawan kami dan mempertahankan daya saing kami," kata Anthoni.
Tahun lalu, setelah didengungkan sejak Februari 2020, ICBP meneken perjanjian jual beli bersyarat dengan Pinehill Corpora Limited dan Steele Lake.
Nilai transaksi yang diteken pada Jumat 22 Mei saat libur Lebaran itu mencapai US$ 2,99 miliar atau sekitar Rp 44,55 triliun (asumsi kurs Rp 14.900/US$).
Objek transaksi adalah pertama, seluruh saham Pinehill Company Limited yang dimiliki oleh Pinehill Corpora, yaitu sebanyak 70.828.180 saham yang merupakan 51% dari total saham yang telah diterbitkan Pinehill Company.
Kedua, seluruh saham Pinehill Company Limited yang dimiliki oleh Steele Lake, yaitu sebanyak 68.050.408 saham atau 49% dari total saham yang telah diterbitkan oleh Pinehill Company.
(tas/tas)