BI Ramal Defisit Transaksi Berjalan 2022 Capai 1,2-2%

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
Rabu, 25/08/2021 12:40 WIB
Foto: Deputi Gubernur Bank Indonesia, Destry Damayanti

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) memperkirakan defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) pada tahun depan sebesar 1,2 hingga 2% dari Produk Domestik Bruto.

Demikianlah diungkapkan oleh Deputi Gubenur Senior BI, Destry Damayanti, dalam rapat kerja dengan Badan Anggaran DPR RI, Rabu (25/8/2021)

"Defisit transaksi berjalan dalam situasi terkendali. Tahun ini diperkirakan 0,6-1,4% dan 1,2-2% dari PDB di tahun 2022 ini tentunya akan sangat mendukung ketahanan eksternal Indonesia," jelasnya.


BI melaporkan NPI pada kuartal II-2021 berada di posisi defisit US$ 450 juta. Memburuk dibandingkan kuartal sebelumnya yang surplus luar biasa hingga mencapai US$ 4,06 miliar. NPI terdiri dari dua pos besar yaitu transaksi berjalan (current account) serta transaksi modal dan finansial.

Transaksi berjalan menggambarkan arus masuk-keluar devisa yang datang dari ekspor-impor barang dan jasa, pendapatan primer, serta serta pendapatan sekunder. Keluar masuk devisa di pos ini lebih stabil ketimbang pos transaksi modal dan finansial yang cepat datang dan pergi.

Sehingga transaksi berjalan akan memberikan dampak yang cukup besar ke pergerakan rupiah. Defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) yang besar tidak mampu ditutup oleh pos transaksi modal dan finansial yang surplus US$ 1,92 miliar pada kuartal II-2021.

Sementara transaksi berjalan mengalami defisit US$ 2,23 miliar atau 0,77% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Lebih dalam dibandingkan kuartal sebelumnya yang minus US$ 1,06 miliar (0,38% PDB).


(mij/mij)
Saksikan video di bawah ini:

Video: "Syarat" Suku Bunga BI Bisa Turun Lebih Cepat Dari The Fed