Jokowi Sebut Ekonomi Masih Tak Pasti, Rupiah Melemah Lagi

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
Rabu, 25/08/2021 12:50 WIB
Foto: Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah langsung menguat melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada pembukaan perdagangan Rabu (25/8/2021), tetapi seiring berjalannya waktu, malah masuk ke zona merah. Pergerakan tersebut mengindikasikan pelaku pasar berhati-hati jelang pertemuan Jackson Hole di Amerika Serikat (AS) Jumat pekan ini.

Melansir data Refinitiv, rupiah membuka perdagangan dengan menguat 0,07% di Rp 14.380/US$, tetapi setelahnya melemah hingga 0,14% ke Rp 14.410/US$. Pada pukul 12:00 WIB, rupiah berada di Rp 14.405/US$, melemah 0,1%.

Di sisa perdagangan hari ini rupiah berpeluang berbalik menguat, melihat pergerakannya di pasar non-deliverable forward (NDF) yang tidak jauh berbeda siang ini dengan beberapa saat sebelum pembukaan perdagangan pagi tadi.


PeriodeKurs Pukul 8:54 WIBKurs Pukul 11:54 WIB
1 PekanRp14.413,50Rp14.415,6
1 BulanRp14.436,10Rp14.455,0
2 BulanRp14.487,00Rp14.505,0
3 BulanRp14.538,00Rp14.560,0
6 BulanRp14.693,00Rp14.708,0
9 BulanRp14.845,00Rp14.859,0
1 TahunRp14.995,60Rp15.034,9
2 TahunRp15.652,10Rp15.674,1

NDF adalah instrumen yang memperdagangkan mata uang dalam jangka waktu tertentu dengan patokan kurs tertentu pula. Sebelumnya pasar NDF belum ada di Indonesia, hanya tersedia di pusat-pusat keuangan internasional seperti Singapura, Hong Kong, New York, atau London.

Pasar NDF seringkali mempengaruhi psikologis pembentukan harga di pasar spot. Oleh karena itu, kurs di NDF tidak jarang diikuti oleh pasar spot.

Pertemuan Jackson Hole di Amerika Serikat akan dihadiri pimpinan bank sentral, menteri keuangan, akademisi hingga praktisi pasar finansial dari berbagai negara.

Pelaku pasar menunggu pertemuan tersebut, sebab ketua bank sentral AS (The Fed), Jerome Powell, diperkirakan akan memberikan detail kapan dan bagaimana tapering atau pengurangan nilai program pembelian aset (quantitative easing/QE) akan dilakukan.

Sementara itu dari dalam negeri, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan tantangan ke depan masih beragam sehingga harus tetap waspada, tetapi patut bersyukur sudah keluar sudah keluar resesi.

"Kita wajib bersyukur, bersyukur, meskipun kita masih menghadapi ketidakpastian perekonomian negara," ungkap Jokowi dalam rapat koordinasi nasional pengendalian inflasi, Rabu (25/8/2021).

"Kita semakin membaik tetapi tetap kita harus menjaga kewaspadaan," imbuhnya.

Dari sisi inflasi, Indonesia juga terbilang rendah dengan realisasi 1,5% hingga Juli. Sampai akhir tahun diperkirakan inflasi terkendali pada level di bawah 3%.

"Angka inflasi di bawah target inflasi 2021 yaitu 3%. tetapi kita juga tahu bahwa inflasi yang rendah juga bisa bukan hal yang menggembirakan karena bisa saja ini indikasikan turunnya daya beli masyarakat akibat pembatasan aktivitas dan mobilitas," pungkasnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Perang Bikin Rupiah Anjlok, Tembus Rp 16.400-an per Dolar AS