Literasi Investasi OJK

Ritel Menjamur, OJK: Waspada Pompom Saham & Investasi Bodong!

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
24 August 2021 14:35
Deputi Komisioner Pengawas Pasar Modal I OJK, Djustini Septiana
Foto: Deputi Komisioner Pengawas Pasar Modal I OJK, Djustini Septiana

Jakarta, CNBC Indonesia - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan perkembangan investor ritel yang signifikan dalam beberapa waktu terakhir juga membuka risiko baru di pasar modal yakni mulai maraknya influencer pasar saham yang mengarah ke rekomendasi cenderung menggiring dan investasi bodong.

"Perkembangan ritel juga cukup pesat, tapi juga ada risikonya. Akhir-akhir ini influencer pompom saham, investasi bodong yang mengaku-ngaku telah berizin dari OJK dan mengajak investor berinvestasi di produk tertentu," kata Deputi Komisioner Pengawas Pasar Modal I OJK, Djustini Septiana, dalam Literasi Keuangan OJK Kelas Investasi ini bertema "Cerdas Investasi di Pasar Modal', yang digelar CNBC Indonesia, Selasa (24/8).

Sebab itu OJK memberi pesan agar masyarakat mempelajari dulu investasi tertentu sebelum masuk mengingat maraknya investasi bodong dan ilegal kendati sudah ditertibkan oleh otoritas.

"Kami berpesan kepada lapisan masyarakat, sebelum berinvestasi pelajari dulu dan pahami, kita harus waspada investasi bodong dan ilegal. Selain itu, OJK mengimbau masyarakat apabila mengetahui bentuk pelanggaran di pasar modal silakan melapor ke OJK," tegasnya.

Dia mengatakan pertumbuhan investor ritel memang tumbuh signifikan. Peningkatan ini telah diapresiasi Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat menyampaikan kata sambutan pada peringatan HUT Pasar Modal 10 Agustus lalu.

Data per 6 Agustus mencatat jumlah Identitas Tunggal Pemodal atau Single Investor Identification (SID) tercatat 5,88 juta atau year to date (ytd) tumbuh 51,68%, dengan didominasi milenial dan generasi Z.

Selain itu, rencana perusahaan startup unicorn/decacorn yang akan melakukan penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) juga menjadi sentimen positif. Ecommerce berstatus unicorn yang sudah mencatatkan saham yakni PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) pada 6 Agustus 2021.

Paparan Deputi Komisioner Pengawas Pasar Modal I OJK, Djustini SeptianaFoto: Paparan Deputi Komisioner Pengawas Pasar Modal I OJK, Djustini Septiana
Paparan Deputi Komisioner Pengawas Pasar Modal I OJK, Djustini Septiana

"Dengan masuknya unicorn decacorn akan berpotensi mendongrak market cap [kapitalisasi pasar] di Indonesia dan menarik investor, termasuk asing. Diharapkan juga menggairahkan perdagangan saham di dalam negeri, artinya pasar kita akan semakin dalam [literasinya]," katanya.

Sebagai informasi, mengacu data Kustodian Sentral Efek (KSEI) per 6 Agustus 2021, jumlah investor pasar modal yang tercermin dari SID memang meningkat.

SID adalah nomor identitas tunggal yang dikeluarkan oleh KSEI kepada investor. Seorang investor hanya memiliki satu nomor SID dan menandakan pemiliknya telah terdaftar secara resmi sebagai investor di pasar modal.

Per 6 Agustus lalu, jumlah SID pasar modal mencapai 9,6 juta SID. Pertumbuhan signifikan tersebut dikarenakan masuknya peserta Tabungan Perumahan Rakyat (TAPERA) ke dalam Sistem Multi Investasi Terpadu (S-MULTIVEST) KSEI, yang beroperasi sejak 10 Juni 2021.

Jadi jumlah 9,6 juta SID tersebut adalah gabungan dari investor saham, reksa dana, surat berharga negara (SBN), dan Tapera.

Rincian Data SID (per 6 Agustus 2021)

- Jumlah SID Efek 2.614.073

- SID Reksa Dana 5.230.329

- SID SBN 546.434

- SID TAPERA 3.985.320

Dari sisi SID investor pasar modal, kepemilikan investor individu tetap mendominasi dengan besaran 59,95% dengan jumlah 99,5% dari total investor pasar modal.

Demografi investor individu di Indonesia adalah 62,11% laki-laki, 58,45 persen berusia di bawah 30 tahun, 33,9% pegawai swasta, 54,34% berpendidikan terakhir SMA dan 53,47% berpenghasilan Rp 10 juta - 100 juta per tahun.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Top! Jumlah Investor RI 9 Juta Lebih, Mayoritas Anak Muda

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular