
Duo Saham Bank Mini Melambung, REAL-IMAS Tersungkur!

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebanyak dua saham bank mini alias bank yang masuk Kelompok Bank Modal Inti 1 (KBMI, modal inti sampai dengan Rp 6 triliun) yang dikendalikan fintech Akulaku PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) dan PT Bank Ganesha Tbk (BGTG) menjadi jawara pada sesi II perdagangan hari ini, Senin (23/8/2021).
Berbeda, saham emiten yang bergerak di bidang usaha penjualan real estate PT Repower Asia Indonesia Tbk (REAL) dan emiten otomotif Grup Salim PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS) harus rela berbagi tempat di deretan top losers.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ke level psikologis 6.100 hari ini. IHSG melejit 1,31% ke posisi 6.109,828 pada penutupan sesi II perdagangan Senin (23/8).
Menurut data BEI, ada 377 saham naik, 147 saham merosot dan 127 saham stagnan, dengan nilai transaksi mencapai Rp 12,50 triliun dan volume perdagangan mencapai 22,71 miliar saham.
Investor asing pasar saham masuk ke bursa domestik dengan catatan beli bersih asing mencapai Rp 97,23 miliar di pasar reguler. Sementara, asing mencatatkan jual bersih di pasar negosiasi dan pasar tunai sebesar Rp 150,04 miliar.
Berikut 5 saham top gainers dan losers sesi II hari ini (23/8).
Top Gainers
Bank Neo Commerce (BBYB), saham +24,91%, ke Rp 1.680, transaksi Rp 569,0 M
Multipolar (MLPL), +22,01%, ke Rp 510, transaksi Rp 230,2 M
Bank Ganesha (BGTG), +14,52%, ke Rp 284, transaksi Rp 102,0 M
Medco Energi Internasional (MEDC), +14,44%, ke Rp 515, transaksi Rp 158,2 M
Kresna Graha Investama (KREN), +11,05%, ke Rp 191, transaksi Rp 51,8 M
Top Losers
Sumber Alfaria Trijaya (AMRT), saham -6,98%, ke Rp 1.200, transaksi Rp 31,5 M
Repower Asia Indonesia (REAL), -6,36%, ke Rp 103, transaksi Rp 3,7 M
Sunindo Adipersada (TOYS), -6,25%, ke Rp 120, transaksi Rp 29,4 M
Panca Mitra Multiperdana (PMMP), -5,56%, ke Rp 510, transaksi Rp 15,1 M
Indomobil Sukses Internasional (IMAS), -4,72%, ke Rp 1.110, transaksi Rp 225,8 M
Berdasarkan data di atas, saham BBYB memimpin top gainers setelah melejit hingga menyentuh batas auto rejection atas (ARA) 24,91% ke Rp 1.680/saham. Penguatan ini melanjutkan kenaikan 1,13% pada Jumat pekan lalu. Nilai transaksi saham BBYB menjadi yang terbesar di bursa hari ini, yakni Rp 569,3 miliar.
Sementara, saham BGTG melesat 14,52% ke Rp 284/saham, setelah pada Jumat minggu lalu naik 10,71%. Kenaikan dalam dua hari terakhir ini memutus tren penurunan sebelumnya selama 5 hari beruntun. Dengan ini, dalam sepekan saham BGTG naik 2,90%, sementara dalam sebulan melonjak 54,35%.
Kenaikan saham BBYB dan BGTG terjadi bersamaan dengan penguatan belasan saham bank mini lainnya, yang kembali diborong investor seiring dengan dirilisnya aturan bank digital oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Kamis pekan lalu.
Di kutub berbeda, saham REAL, anjlok 6,36% ke Rp 103/saham, melanjutkan koreksi 6,78% pada Jumat pekan lalu.
Pelemahan dalam 2 hari terakhir terjadi setelah saham ini tiba-tiba bangkit dan melonjak lebih dari 30% pada Senin (16/8) sampai Kamis (19/8), seiring adanya kabar Ustaz Yusuf Mansur membeli saham tersebut senilai Rp 30 miliar pada Senin pekan lalu.
Saham ini cenderung saham 'tidur', karena jarang sekali beraktivitas di bursa sejak debutnya pada 6 Desember 2019. Terakhir kali saham REAL bergerak adalah pada 26 November 2020 ketika ditutup naik 4,00% ke Rp 52/saham.
Sebelumnya, BEI saham ini terkena radar Bursa Efek Indonesia (BEI) karena bergerak di luar kebiasaan (unusual market activity/UMA), setelah bergerak naik secara signifikan.
Setelah masuk kategori UMA, BEI pun memberikan pertanyaan seputar proyek perusahaan tersebut dan masuknya Yusuf Mansur, pemilik PT Paytren Aset Manajemen, menjadi pemegang saham perusahaan di atas 5%.
Rully Muliarto, Direktur REAL, dalam suratnya menjelaskan bahwa perseroan dan Yayasan Daarul Qur'an Indonesia (DAQU) melakukan penandatanganan kerja sama pembangunan dan pengembangan Pesantren Daarul Qur'an beserta sarana dan fasilitas pendukung di seluruh Indonesia.
Selain itu kerja sama yang diteken pada Rabu 18 Agustus lalu tersebut juga meliputi penyediaan perumahan untuk pimpinan, karyawan dan seluruh tenaga pendidik dan kependidikan pesantren Daarul Qur'an di seluruh Indonesia.
Salah satu proyek yang akan dikembangkan adalah Pesantren DAQU Mandiri Jakarta, yang berlokasi di bilangan Pasar Minggu Jakarta Selatan, dengan konsep Green Building, gedung pesantren 12 lantai ini akan di-design ramah lingkungan.
"Nilai proyeknya sebesar Rp 100 miliar serta potensi income-nya sebesar Rp 150-200 miliar," kata Rully, dalam keterbukaan informasi di BEI, dikutip Senin (23/8).
Setali tiga uang, investor juga mulai mencairkan cuan di saham IMAS, sehingga membuat saham ini turun 4,72%. Sebelumnya, saham IMAS sempat melejit selama 3 hari beruntun.
Kenaikan tersebut tampaknya didorong kabar bahwa Jaguar Land Rover (JLR) Asia Pasific baru-baru ini telah menunjuk PT JLM Auto Indonesia, yang menggandeng Inchcape dan Grup Indomobil, sebagai distributor tunggal mobil mewah asal Britania Raya ini untuk pasar Tanah Air.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Saham MLPL-BBYB Melejit, Saham REAL-BBKP Kompak Ambles!
