Alasan BI Pertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate di 3,5%

Market - Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
19 August 2021 16:42
Pengumuman hasil rapat Dewan Gubernur Bulanan Bulan Agustus 2021. (Dok: Tangkapan layar youtube Bank Indonesia) Foto: Pengumuman hasil rapat Dewan Gubernur Bulanan Bulan Agustus 2021. (Dok: Tangkapan layar youtube Bank Indonesia)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 3,5%. Ada beberapa alasan yang membuat BI tetap mematok suku bunganya tersebut.

Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan, selain mempertahankan BI7DRR sebesar 3,5%, BI juga memutuskan untuk mempertahankan suku bunga Deposit Facility sebesar 2,75%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 4,25%.

"Keputusan ini sejalan dengan perlunya menjaga stabilitas nilai tukar dan sistem keuangan, di tengah perkiraan inflasi yang rendah dan upaya untuk mendukung pertumbuhan ekonomi," jelas Perry dalam konferensi pers, Kamis (19/8/2021).

Lebih lanjut, Perry menjelaskan bahwa momentum pemulihan ekonomi domestik diperkirakan terus berlanjut. Seperti diketahui realisasi pertumbuhan domestik bruto (PDB) pada Kuartal II-2021 mencapai 7,07% secara tahunan (year on year/yoy), meningkat tajam dari kontraksi pada kuartal sebelumnya yang hanya tumbuh 0,71% (yoy).

Perkembangan tersebut dipengaruhi oleh kinerja ekspor yang tetap kuat, di tengah perbaikan konsumsi rumah tangga, investasi, dan konsumsi pemerintah yang terus berlanjut.

Pertumbuhan ekonomi juga ditopang oleh kinerja positif seluruh lapangan usaha (LU) dan peningkatan pertumbuhan ekonomi di seluruh wilayah.

Oleh karena itu, kata Perry pada Semester II-2021, pemulihan ekonomi domestik diperkirakan akan terus berlangsung, namun dengan catatan.

"Sedikit tertahan pada Kuartal III-2021 dipengaruhi oleh kebijakan pembatasan mobilitas yang harus ditempuh oleh pemerintah untuk mengatasi kenaikan kasus varian delta Covid-19," jelas Perry.

Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi 2021 diperkirakan tetap berada dalam kisaran proyeksi Bank Indonesia pada 3,5% - 4,3%.

Ke depan, defisit transaksi berjalan pada 2021 diperkirakan tetap rendah di kisaran 0,6% hingga 1,4% dari PDB, sehingga mendukung ketahanan sektor eksternal Indonesia.

Inflasi tetap rendah dan mendukung stabilitas perekonomian. Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Juli 2021 tercatat inflasi 0,08% (mtm) sehingga inflasi IHK sampai Juli 2021 mencapai 0,81% (ytd).

Bank Indonesia mengklaim akan menjaga stabilitas harga dan memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah melalui Tim Pengendali Inflasi (TPI dan TPID).

"Inflasi diperkirakan akan berada dalam kisaran sasarannya 3% plus minus 1% pada 2021 dan 2022," jelas Perry.

BI pun mengklaim akan terus mengoptimalkan seluruh baruan kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan serta mendukung upaya perbaikan ekonomi lebih lanjut.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Ini Sederet Alasan BI Pertahankan Suku Bunga Acuan di 3,5%


(dru)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading