ARB 5 Hari Gan! Mau Dibawa ke Mana Harga Saham Bukalapak?
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham emiten e-commerce PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) anjlok hingga menyentuh auto reject bawah (ARB) 6,7% di level Rp 830/saham pada perdagangan Rabu ini (18/8/2021), dari posisi penutupan Senin lalu (16/8) di level Rp 890/unit.
Data BEI menunjukkan, saham BUKA ambruk 6,74% di Rp 830, dengan nilai transaksi Rp 786 miliar dan volume perdagangan 943 juta saham.
Dengan demikian, harga saham BUKA kini di bawah harga penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) di Rp 850/unit, atau turun 2,4% sejak debut pada 6 Agustus lalu.
Adapun dalam sepekan, saham BUKA sudah ambles 25,33%. Praktis, sejak awal IPO, saham BUKA hanya menghijau dua kali. Sementara, saham ini sudah 5 kali beruntun tumbang ke level ARB.
Investor asing mulai lagi belanja saham BUKA dengan nilai beli bersih (net buy) sebesar Rp 109 miliar. Meskipun demikian, sejak melantai asing masih mencatatkan jual bersih (net sell) Rp 1,22 triliun di pasar reguler.
Rupanya tak hanya Bukalapak yang anjlok ke bawah harga penawaran perdananya. Baru-baru ini saham Coupang yang merupakan situs lokapasar terbesar di Korea Selatan juga sudah terkoreksi hingga ke bawah harga penawaran perdananya.
Melantai di bursa Wall Street, Coupang yang dijual perdana di harga US$ 35/unit ini berhasil meraup dana US$ 4,55 miliar dolar atau Rp 60 triliun sehingga perusahaan memiliki kapitalisasi pasar US$ 60 miliar atau Rp 863 triliun.
Setali tiga uang dengan Bukalapak yang masih merugi Rp 1,35 triliun di tahun 2020, Coupang juga masih merugi US$ 475 juta atau Rp 6,83 triliun di tahun 2020.
Pada awal melantai 11 Maret 2021 lalu sama seperti Bukalapak, Coupang juga sempat melesat hingga level US$ 69/unit atau kenaikan sebesar 97% sebelum akhirnya menutup perdagangan hari pertama di level US$ 49,25/unit atau apresiasi 40,71%.
Akan tetapi harga Coupang terus merosot pada hari-hari berikutnya dan akhirnya saat ini telah turun ke bawah harga IPOnya. Saat ini Coupang ditransaksikan di level US$ 33/unit atau koreksi 5,7% dari harga IPO dan koreksi 52% dari level tertingginya.
Bedanya Coupang yang melantai Maret silam ini membutuhkan waktu hingga hampir 4 bulan sebelum akhirnya tumbang ke bawah harga IPOnya karena aksi ambil untung para pemodal, sedangkan BUKA hanya memerlukan waktu 7 hari perdagangan.
Nah, pertanyaanya bagaimana prospek Bukalapak pada perdagangan hari ini, apakah bisa kembali memanjat naik ke atas harga IPO-nya ?
Well, sejatinya analisis gerak saham BUKA secara jangka pendek sulit untuk dilakukan mengingat perseroan yang baru melantai selama 7 hari bursa sehingga secara analisis teknikal pembentukan pola pergerakan dan area support resistance masih sulit untuk dianalisis.
Meskipun demikian apabila melihat antrian yang menumpuk di saham BUKA di level ARB Rp 830/unit sebanyak 2,4 juta lot atau senilai Rp 199 miliar, maka besar kemungkinan pada perdagangan pagi ini Bukalapak akan dibuka terkoreksi terlebih dahulu.
Kemampuan BUKA untuk kembali rebound ke atas harga penawaran akan sangat tergantung terhadap ketahanan daya beli terhadap daya jual saham Bukalapak yang terpantau masih sangat deras.
Apabila nantinya terkoreksi hingga titik ARB maka Bukalapak bisa ambruk ke level Rp 775/unit atau koreksi 6,62% sedangkan apabila terbang hingga level ARA maka BUKA bisa berakhir di level Rp 1.035/unit atau apresiasi sebesar 24,69%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)