Berjuang hingga Menit Akhir, Rupiah Berakhir Stagnan!

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
Rabu, 18/08/2021 15:38 WIB
Foto: Ilustrasi Dollar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah tertahan di zona merah nyaris sepanjang perdagangan Rabu (18/8/2021), tetapi di akhir perdagangan mampu bangkit hingga berakhir stagnan melawan dolar Amerika Serikat (AS). Stagnannya rupiah bisa dikatakan cukup bagus pada hari ini, sebab dolar AS sedang kuat-kuatnya.

Melansir data Refinitiv, rupiah membuka perdagangan dengan stagnan di Rp 14.370/US$, tetapi beberapa menit kemudian sudah melemah 0,17% di Rp 14.395/US$. Level tersebut menjadi yang terlemah pada hari ini.

Rupiah perlahan mampu bangkit di menit-menit akhir, hingga menutup perdagangan di Rp 14.370/US$, alias stagnan. 


Lonjakan kasus corona varian delta di Amerika Serikat membuat pelaku pasar sedang keluar dari aset-aset berisiko dan beralih ke dolar AS.

Rata-rata kasus dalam 7 hari hingga awal pekan ini sebanyak 133.068 kasus dari total penduduk AS, menjadi yang tertinggi sejak 3 Februari lalu. Jika dilihat dari rata-rata pertengahan Juni lalu sekitar 12.000 kasus, artinya mengalami kenaikan sekitar 1000%.

"Kita berada di pertengahan musim panas, orang-orang mulai berkumpul, mereka dalam kelompok yang besar. Vaksin telah membuat mereka merasa aman, dan mereka lupa dengan protokol kesehatan," kata dr. Perkin Halkitis, dekan di Rutgers School of Public Health, dalam wawancara bersama CNBC International.

Ngerinya lonjakan kasus tersebut membuat pelaku pasar melihat risiko pelambatan ekonomi di AS semakin meningkat, bahkan China juga sudah mengalaminya. Alhasil, pelaku pasar mengalihkan investasinya ke aset aman (safe haven) kali ini dolar AS menjadi pilihan.

Dolar AS juga didukung oleh situasi di kekacauan yang terjadi di Afganistan.

"Konsumen AS berhati-hati melihat lonjakan corona delta, dikombinasikan dengan pelambatan ekonomi China serta gejolak politik di Afganistan, membuat investor keluar dari aset berisiko dan beralih ke dolar AS," kata Karl Schamotta, kepala strategi pasar di Cambridge Global Payments di Toronto, sebagaimana dikutip CNBC International.

Indeks dolar AS pada perdagangan Selasa melesat 0,54% ke 93,132, dan berada di level penutupan tertinggi sejak 30 Maret lalu, sementara pagi ini masih stagnan. Rupiah pun mengalami tekanan.


HALAMAN SELANJUTNYA >>> Ada Kabar Baik Dari Dalam Negeri


(pap/pap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Perang Bikin Rupiah Anjlok, Tembus Rp 16.400-an per Dolar AS

Pages