Analisis Teknikal

Bangkit Usai Ambruk, IHSG Semangat 45 untuk Terbang di Sesi 2

Putra, CNBC Indonesia
18 August 2021 12:52
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bangkit ke jalur penguatan pada perdagangan sesi pertama Rabu (18/8/2021), setelah sempat melewati jurang koreksi jelang pukul 10:00 WIB.

Menurut data PT Bursa Efek Indonesia, IHSG berakhir di level 6.122,395 atau bertambah 34,5 poin (+0,57%) di sesi I, 11.30 WIB.

Indeks dibuka naik 0,36% ke 6.109,562, lalu indeks acuan utama bursa ini pun terpelanting berbalik ke zona merah tepat pukul 09:00 WIB, hingga sempat menyentuh level terendahnya pada 6.040,604 pada pukul 10:00 WIBS.

Namun selepas itu, IHSG terus menguat hingga menyentuh level tertinggi hariannya beberapa menit jelang penutupan sesi pertama pada 6.126,3233. Sebanyak 206 saham menguat, 282 lain melemah, dan 143 sisanya flat.

Nilai transaksi bursa bertambah di kisaran Rp 9 triliun yang melibatkan 15 miliaran saham dalam transaksi sebanyak 1 jutaan kali. Mayoritas investor asing hari ini mengambil posisi beli, sehingga mencetak pembelian bersih (net buy) Rp 845,78 miliar.

IHSG mengikuti tren pergerakan bursa utama di Asia Pasifik yang juga menghijau, di mana indeks KOSPI Korea Selatan memimpin dengan reli sebesar 0,97% diikuti indeks Strait Times Singapura sebesar 0,87%. Koreksi hanya menimpa bursa Malaysia yang tertekan tipis (-0,05%).

Sentimen positif di kawasan muncul dari Jepang yang melaporkan ekspor Juli melonjak dua kali lipat secara bulanan untuk lima bulan yang berturut-turut. Secara tahunan, ekspor Juli terhitung melompat 37%.

Koreksi yang menimpa bursa saham Amerika Serikat (AS) cenderung diabaikan, mengingat indeks Dow Jones dan S&P 500 hingga Senin lalu telah mencetak reli pada hari kelima berturut-turut sehingga koreksi pada Selasa dinilai sebagai wajar.

Pasar kini memantau arah perkembangan moneter di AS menyusul wacana dimulainya kebijakantapering(pengurangan pembelian obligasi di pasar sekunder). Kebijakan ini berpeluang memicu capital outflow di negara berkembang. Namun, pasar meyakini ekonomi AS masih perlu ditopang terutama di tengah penyebaran virus Covid-19 varian delta.

Analisis Teknikal

TeknikalFoto: Putra
Teknikal

Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, IHSG berada di area batas bawah maka pergerakan IHSG selanjutnya cenderung terapresiasi.

Untuk melanjutkan tren bullish atau penguatan, indeks perlu melewati level resistance yang berada di area 6.203. Sementara untuk merubah tren bullish menjadi bearish atau penurunan perlu melewati level support yang berada di area 6.120.

Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

Saat ini RSI berada di area 53 yang belum menunjukkan adanya indikator jenuh beli maupun jenuh jual akan tetapi RSI terkonsolidasi naik setelah sebelumnya mendekati level jenuh jual yang menunjukkan Indeks berpeluang menguat.

Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB di batas bawah, maka pergerakan selanjutnya cenderung bullish. Hal ini juga terkonfirmasi dengan indikator RSI yang terkonsolidasi naik.

Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa RI Merah Padam! Tenang...Asing Tetap Borong Saham

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular