BTPN Syariah Ngacir, Saham Bukalapak-Bank Neo Nyungsep!
Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten produsen beton readymix dan precast PT Berkah Beton Sadaya Tbk (BEBS) dan emiten perbankan syariah PT Bank BTPN Syariah Tbk (BTPS) menjadi top gainers pada perdagangan sesi I hari ini, Rabu (18/8/2021).
Sementara, saham perbankan PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) dan emiten e-commerce PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) menjadi top losers.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak seperti 'roller coaster' hingga siang ini. Setelah sempat anjlok pagi tadi, IHSG rebound 0,57% kembali ke level psikologis 6.100, ke posisi 6.122,395 pada penutupan sesi I perdagangan Rabu (18/8).
Menurut data BEI, ada 206 saham naik, 282 saham merosot dan 143 saham stagnan, dengan nilai transaksi mencapai Rp 9,73 triliun dan volume perdagangan mencapai 15,96 miliar saham.
Investor asing pasar saham masuk ke Indonesia dengan catatan beli bersih asing mencapai Rp 845,78 miliar di pasar reguler. Sementara, asing mencatatkan beli bersih di pasar negosiasi dan pasar tunai sebesar Rp 13,43 miliar.
Berikut 5 saham top gainers dan losers sesi I hari ini (18/8).
Top Gainers
Berkah Beton Sadaya (BEBS), saham +21,39%, ke Rp 420, transaksi Rp 30,5 M
Primarindo Asia Infrastructure (BIMA), +20,69%, ke Rp 140, transaksi Rp 20,1 M
Wintermar Offshore Marine (WINS), +18,25%, ke Rp 162, transaksi Rp 46,0 M
Bank BTPN Syariah (BTPS), +11,84%, ke Rp 2.740, transaksi Rp 52,4 M
Indonesia Pondasi Raya (IDPR), +11,81%, ke Rp 284, transaksi Rp 33,0 M
Top Losers
Bank Neo Commerce (BBYB), saham -6,86%, ke Rp 1.425, transaksi Rp 78,2 M
Bukalapak.com (BUKA), -6,74%, ke Rp 830, transaksi Rp 600,0 M
PAM Mineral (NICL), -6,67%, ke Rp 154, transaksi Rp 59,0 M
Triniti Dinamik (TRUE), -6,45%, ke Rp 725, transaksi Rp 76,9 M
Bank KB Bukopin (BBKP), -6,40%, ke Rp 585, transaksi Rp 269,3 M
Saham BEBS memimpin top gainers setelah melesat 21,39% ke Rp 420/saham. Kenaikan ini merupakan rebound dari koreksi selama 8 hari beruntun. Dengan penguatan ini, kinerja saham BEBS sepekan masih minus 7,89%, sementara dalam sebulan turun 5,41%.
Bersama saham BEBS, saham BTPS juga melambung 11,84% ke Rp 2.740/saham, melanjutkan kenaikan pada Senin lalu sebesar 1,24%. Dalam sepekan saham BTPS terkerek 12,30%, sementara dalam sebulan naik 6,61%.
Pada paruh pertama tahun ini atau per Juni 2021, BTPS tercatat membukukan perolehan laba bersih senilai Rp 770 miliar, naik 89% secara tahunan dan 5% secara kuartalan.
Pertumbuhan laba ini sejalan dengan kenaikan perolehan marjin laba bersih sebesar 24% secara tahunan menjadi Rp 2,07 triliun dan peningkatan laba operasional sebesar 23%. Hal ini ditopang oleh laju pembiayaan yang tumbuh 15% menjadi Rp 10,05 triliun dari tahun lalu Rp 8,74 triliun.
Kabar teranyar, berdasarkan data yang dirangkum Syariah Saham, mengacu screening terhadap 426 emiten yang dinyatakan sebagai saham syariah per Agustus 2021, saham BTPS termasuk ke dalam saham yang "merdeka" atau tidak punya utang sama sekali terkait bunga ke bank.
Meski demikian, masih ada utang berbasis bunga lainnya yang biasanya bersumber dari liabilitas sewa atau obligasi (surat utang).
Berbeda, saham BBYB anjlok hingga menyentuh batas auto rejection bawah (ARB) 6,86%, setelah pada Senin lalu juga menembus ARB 6,71%.
Pelemahan saham BBYB ini berbarengan dengan amblesnya saham-saham bank mini lainnya alias bank BUKU II (bank dengan modal inti Rp 2 triliun-Rp 5 triliun). Saham PT Bank Oke Indonesia Tbk (DNAR), misalnya, anjlok 6,96%. Kemudian saham PT Bank Bumi Arta Tbk (BNBA) terjungkal 6,55%.
Selain saham BBYB, saham BUKA juga kembali menyentuh ARB. Hingga siang in, saham BUKA ambles 6,74% ke Rp 830/saham.
Dengan demikian, harga saham BUKA kini di bawah harga penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) di Rp 850/saham, atau turun 2,4% sejak debut pada 6 Agustus lalu.
Adapun dalam sepekan, saham BUKA sudah ambles 25,33%. Praktis, sejak awal IPO, saham BUKA hanya menghijau dua kali. Sementara, saham ini sudah 5 kali ambles dengan 4 di antaranya ARB.
Investor asing mulai memborong kembali saham BUKA dengan nilai beli bersih (net buy) sebesar Rp 58,41 miliar.
Sementara, dalam sepekan, asing masih mencatatkan jual bersih (net sell) Rp 396,09 miliar di pasar reguler dan net sell Rp 44,98 miliar di pasar negosiasi dan pasar tunai.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(adf/adf)