
Duh! Saham Bukalapak ARB & Jadi Top Loser, Asing Beli Rp247 M

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham emiten e-commerce PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) ditutup anjlok hingga menyentuh batas auto rejection bawah (ARB) 6,81% pada perdagangan hari ini, Senin (16/8/2021), trading terakhir sebelum libur esok Hari Kemerdekaan 17 Agustus.
Data BEI mencatat saham BUKA ditutup anjlok 6,81% di Rp 890/saham, dengan nilai transaksi sebesar Rp 978 miliar dan volume perdagangan 1,07 miliar saham. Kapitalisasinya mencapai Rp 92 triliun. Asing masuk Rp 247 miliar di pasar reguler.
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), setelah sempat menghijau di harga Rp 965/saham sesaat bel pembukaan pasar berbunyi pagi tadi, beberapa menit kemudian saham BUKA berayun dari zona merah ke zona hijau.
Kemudian, per pukul 09.28 WIB, saham BUKA malah ambles 3,14% ke Rp 925/saham.
Lalu, sejak pukul 11.00 WIB hingga penutupan pasar hari ini, saham BUKA ambles 6,81%. Pelemahan ini membuat saham BUKA menempati peringkat keempat saham top losers hari ini.
Dengan demikian, dalam sepekan saham BUKA minus 16,04%, sementara sejak debut pada 6 Agustus lalu, saham BUKA masih naik 4,71%. Pelemahan ini juga menandai tren pelemahan saham BUKA selama 4 hari beruntun, dengan 3 di antaranya menembus ARB.
Di tengah pelemahan saham BUKA pada perdagangan awal pekan ini, investor asing melakukan aksi beli bersih (net buy) Rp 246,87 miliar di pasar reguler, sementara asing melakukan jual bersih (net buy) Rp 6,23 miliar di pasar tunai dan negosiasi.
Pada Jumat pekan lalu, asing juga membukukan beli bersih dengan nilai Rp 310,31 miliar. Dengan ini, dalam 6 hari perdagangan, asing melakukan jual bersih (net sell) pada 4 hari pertama dan melakukan beli bersih pada hari kelima dan keenam perdagangan saham BUKA.
Adapun selama sepekan, asing masih mencatatkan net sell sebesar Rp 1,108 triliun di pasar reguler dan net sell Rp 101,20 miliar di pasar negosiasi dan pasar tunai.
Kabar teranyar, Dana abadi negara atau Sovereign Wealth Fund asal Singapura GIC Private Limited melakukan pembelian saham BUKA sebanyak 1.600.797.400 atau setara dengan 1,553% modal disetor dan ditempatkan Bukalapak.
Berdasarkan keterbukaan informasi di BEI, transaksi ini dilakukan pada 5 Agustus 2021 lalu, alias sehari sebelum Bukalapak listing atau mencatatkan saham perdana atau initial public offering (IPO) pada Jumat (6/8).
Sebagai informasi, dengan melantai di bursa, BUKA meraup dana IPO mencapai Rp 22 triliun, terbesar sepanjang sejarah BEI.
Berdasarkan data resmi BEI, jumlah saham BUKA yang dicatatkan 103.062.019.354 saham, terdiri dari saham pendiri 77.296.514.554 saham dan penawaran umum 25.765.504.800 saham.
Untuk jumlah saham penawaran umum itu setara dengan 25,0% dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah IPO dengan harga perdana Rp 850/saham.
Harga penawaran ditetapkan di angka penawaran tertinggi Rp 850/unit, dengan begitu total dana yang diraup mencapai Rp 21,9 triliun,
Berdasarkan prospektus IPO, seluruh dana yang diperoleh dari IPO setelah dikurangi seluruh biaya-biaya emisi saham, akan dialokasikan untuk modal kerja perseroan sebanyak sekitar 66%, sementara sisanya akan digunakan untuk modal kerja entitas anak.
Entitas anak yang dimaksud yakni sekitar 15% dialokasikan kepada PT Buka Mitra Indonesia (BMI), 15% dialokasikan kepada PT Buka Usaha Indonesia (BUI), sekitar 1% dialokasikan kepada PT Buka Investasi Bersama (BIB), sekitar 1% dialokasikan kepada PT Buka Pengadaan Indonesia (BPI), sekitar 1% kepada Bukalapak Pte. Ltd. (BLSG) dan sekitar 1% dialokasikan kepada PT Five Jack (Five Jack Indonesia).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Alamak! Kena PHP Bukalapak Lagi, Harga Saham Sempat Merah