Sebelum IPO, Holding RS BUMN Cari Dana Segar Rp 5,8 T
Jakarta, CNBC Indonesia - Holding rumah sakit BUMN, PT Pertamedika Indonesia Heathcare Corporation/Pertamedika IHC dikabarkan saat ini tengah mencari pendanaan senilai US$ 300 juta-US$ 400 juta atau kisaran Rp 4,35 triliun-Rp 5,8 triliun (asumsi kurs Rp 14.500/US$). Pencarian dana ini dilakukan melalui investor strategis.
Wakil Menteri BUMN Pahala Nugraha Mansury mengatakan pendanaan ini dibutuhkan sebab holding rumah sakit ini perlu melakukan pengembangan bisnis yang signifikan ke depan. Namun saat ini mekanisme pencarian dananya masih dikaji.
"IHC perlu melakukan pengembangan signifikan. Kita masih dalam tahap kajian mengenai penguatan modal seperti apa dan dengan mekanisme apa," kata Pahala kepada CNBC Indonesia, Jumat (13/8/2021) pekan lalu.
Mengutip Bloomberg, disebutkan penggalangan dana ini melibatkan Deutsche Bank AG, menurut sumber yang menolak untuk disebutkan identitasnya.
Pertamedika IHC dikabarkan membidik investor strategis mulai dari private equity hingga sovereign wealth funds (SWF).
Penggalangan dana ini ditargetkan akan selesai pada Desember 2021 ini. Waktu ini juga menjelang rencana penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) perusahaan yang direncanakan akan dilakukan tahun depan.
Rencana IPO ini sudah disampaikan oleh Menteri BUMN Erick Thohir yang menyebut potensi untuk melakukan aksi korporasi ini mulai terbuka dengan dilakukan konsolidasi rumah sakit milik BUMN menjadi satu holding. Sehingga perusahaan tersebut dari sebelumnya memiliki value nol saat ini bernilai US$ 1,5 miliar dan mengelola lebih dari 70 rumah sakit.
"Hal lain di kesehatan holding rumah sakit ini berpotensi ke depan untuk ikut lakukan corporate action menjadi perusahaan terbuka. Jumlahnya [rumah sakit] sekarang 70, kita mau jadi 150 toh dapat penghargaan rumah sakit yang baik dalam penanganan Covid," kata Erick dalam wawancara dengan CNBC Indonesia, Jumat (30/7/2021).
Holding rumah sakit bernama PT Pertamedika IHC ini juga tengah mempersiapkan pengembangan wisata kesehatan di Bali, bekerja sama dengan perusahaan asal Amerika Serikat.. Ditargetkan adanya fasilitas ini bisa menarik minat masyarakat yang selama ini memilih untuk berobat ke negara tetangga.
(hps/hps)