PDB RI Diproyeksikan 5,5% di 2022, Rupiah Sikat Dolar AS
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah menguat melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada pertengahan perdagangan Senin (16/8/2021), di saat Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan Pidato dalam Rangka HUT ke-76 RI di Gedung MPR/DPR.
Melansir data Refinitiv, rupiah membuka perdagangan dengan stagnan di Rp 14.385/US$. Setelah rupiah melemah tipis 0,03%, sebelum kembaki stagnan dalam waktu yang cukup lama.
Rupiah baru masuk ke zona hijau setelah Jokowi berpidato. Sempat menguat 0,1%, pada pukul 12:00 WIB rupiah berada di Rp 14.380/US$, atau menguat tipis 0,03% saja.
Jokowi di awal pidato hari ini menggarisbawahi soal krisis hingga pandemi.
"Krisis, resesi, dan pandemi itu seperti api. Kalau bisa, kita hindari, tetapi jika hal itu tetap terjadi, banyak hal yang bisa kita pelajari," kata Jokowi.
"Api memang membakar, tetapi juga sekaligus menerangi. Kalau terkendali, dia menginspirasi dan memotivasi. Dia menyakitkan, tetapi sekaligus juga menguatkan," imbuhnya.
Jokowi berharap pandemi yang terjadi ini dapat menerangi bangsa. Terutama agar mawas diri, memperbaiki diri, dan menguatkan diri. "Dalam menghadapi tantangan masa depan."
Jokowi juga menjelaskan, resesi dan krisis yang datang bertubi-tubi dalam perjalanan setelah Indonesia merdeka, juga berhasil dilampaui.
"Setiap ujian memperkokoh fondasi sosial, fondasi politik, dan fondasi ekonomi bangsa Indonesia. Setiap etape memberikan pembelajaran dan sekaligus juga membawa perbaikan dalam kehidupan kita," katanya.
Di kesempatan yang sama pemerintah telah mengajukan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2022 kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Dalam asumsi dasar ekonomi makro, pertumbuhan ekonomi dipatok 5-5,5%.
Demikianlah dikutip CNBC Indonesia dari Buka Nota Keuangan 2022 yang dikeluarkan Kementerian Keuangan, Senin (16/8/2021).
"Tahun 2022, perekonomian Indonesia melanjutkan arah pemulihan seiring pandemi Covid-19 yang sudah lebih terkendali dengan berbagai langkah penanganan sistematis dan program vaksinasi yang sudah menjangkau populasi di seluruh wilayah Indonesia. Perekonomian nasional diperkirakan sudah mampu keluar dari bayang-bayang krisis dan menjalankan proses normalisasi secara bertahap," tulis dokumen tersebut.
Pemerintah juga terus mewaspadai kemunculan varian baru Covid-19 yang bisa mengganggu perekonomian untuk pulih.
"Potensi kemunculan pandemi dari virus varian baru tetap menjadi faktor utama risiko yang harus terus diantisipasi oleh masyarakat. Kemampuan adaptasi masyarakat untuk terus menerapkan disiplin protokol kesehatan akan menjadi fitur penting dalam memitigasi risiko dimaksud. Secara keseluruhan, perekonomian Indonesia di tahun 2022 diproyeksi mampu tumbuh pada kisaran 5,0 - 5,5%," jelasnya.
Proyeksi tersebut mampu membuat rupiah bertahan di zona hijau. Meski demikian, penguatan rupiah masih sulit akan bertambah di sisa perdagangan hari ini, melihat pergerakannya di pasar non-deliverable forward (NDF) yang nyaris sama siang ini ketimbang beberapa saat sebelum pembukaan perdagangan pagi tadi.
Periode | Kurs Pukul 8:54 WIB | Kurs Pukul 11:54 WIB |
1 Pekan | Rp14.365,50 | Rp14.364,0 |
1 Bulan | Rp14.385,00 | Rp14.408,0 |
2 Bulan | Rp14.432,00 | Rp14.455,0 |
3 Bulan | Rp14.486,00 | Rp14.509,0 |
6 Bulan | Rp14.647,00 | Rp14.669,0 |
9 Bulan | Rp14.779,00 | Rp14.816,0 |
1 Tahun | Rp14.986,00 | Rp14.969,5 |
2 Tahun | Rp15.681,10 | Rp15.680,4 |
NDF adalah instrumen yang memperdagangkan mata uang dalam jangka waktu tertentu dengan patokan kurs tertentu pula. Sebelumnya pasar NDF belum ada di Indonesia, hanya tersedia di pusat-pusat keuangan internasional seperti Singapura, Hong Kong, New York, atau London.
Pasar NDF seringkali mempengaruhi psikologis pembentukan harga di pasar spot. Oleh karena itu, kurs di NDF tidak jarang diikuti oleh pasar spot.
(pap/pap)