Bursa Asia Dibuka Mixed, Nikkei-STI Ambles! Shanghai Menguat

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
Senin, 16/08/2021 08:50 WIB
Foto: Bursa China (Reuters/Aly Song)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Asia dibuka beragam pada perdagangan Senin (16/8/2021), di tengah sikap investor yang sedang menunggu rilis data ekonomi China periode Juli 2021.

Indeks Nikkei Jepang dan Straits Times Singapura dibuka cenderung ambles pada hari ini. Nikkei dibuka ambles 1,1% dan Straits Times merosot 0,72%.

Sedangkan untuk indeks Hang Seng Hong Kong dan Shanghai Composite China berhasil dibuka menguat pada hari ini. Hang Seng dibuka naik tipis 0,09% dan Shanghai menguat 0,14%.


Sementara untuk indeks KOSPI Korea Selatan pada hari ini tidak dibuka karena sedang libur nasional.

Dari Jepang, data pertumbuhan ekonomi pada kuartal kedua tahun 2021 tercatat tumbuh positif. Data pertumbuhan ekonomi Negeri Sakura yang tergambarkan pada produk domestik bruto (PDB) pada kuartal II-2021 disetahunkan tumbuh menjadi 1,3% secara tahunan, dari sebelumnya pada periode yang sama tahun 2020 di level -3,7%.

Sedangkan secara basis kuartalan, PDB Negeri Sakura juga tumbuh menjadi 0,3% pada kuartal II-2021, dari sebelumnya pada kuartal I-2021 di level -0,9%.

Angka PDB basis kuartalan ini lebih baik dari perkiraan pasar yang di survei oleh Reuters yang mengalami kenaikan sebesar 0,2%.

Walaupun saat ini Jepang masih dihadapkan dengan kondisi darurat pandemi virus corona (Covid-19), namun hal itu tidak membuat perekonomian sepanjang kuartal II-2021 surut.

Di lain sisi, investor selanjutnya akan memantau rilis sejumlah data ekonomi China pada pukul 10 pagi waktu setempat atau pukul 09:00 WIB. Data ekonomi China yang akan dirilis pada hari ini adalah data produksi industri dan penjualan ritel China periode Juli tahun 2021.

Beralih ke Amerika Serikat (AS), bursa saham Wall Street ditutup menghijau, namun cenderung tipis pada perdagangan Jumat (13/8/2021) pekan lalu.

Indeks S&P 500 ditutup menguat 0,16% ke 4.468 yang merupakan rekor tertinggi sepanjang masa. Kemudian, Dow Jones juga mencetak rekor di 35.515,38, secara persentase penguatannya tipis 0,04%. Indeks Nasdaq juga mencatat penguatan tipis 0,04% ke 14.822,9.

Dalam sepekan, ketiganya mencatat penguatan 0,71%, 0,87%, sementara Nasdaq melemah tipis 0,09%.

Pada pekan lalu, data inflasi yang dilihat dari consumer price index (CPI) di bulan Juli tumbuh 0,5% dari bulan sebelumnya (month-to-month/MtM), lebih sama dengan prediksi Reuters. Sementara dibandingkan tahun sebelumnya (year-on-year/YoY) inflasi tumbuh 5,4%.

Sementara inflasi inti tumbuh 0,3% MtM, lebih rendah dari prediksi 0,4% MtM. Secara tahunan inflasi inti tumbuh 4,3%.

Dengan inflasi yang lebih rendah dari prediksi, spekulasi bank sentral AS (The Fed) akan melakukan tapering di tahun ini sedikit meredup. Laju kenaikan inflasi yang mulai melambat sejalan dengan proyeksi The Fed jika tingginya inflasi hanya bersifat sementara.

"Data inflasi yang sejalan dengan proyeksi The Fed membuat mereka akan lebih wait and see, dan menanti rilis data lebih lanjut," kata Philip Streible, kepala ahli strategi di Blue Line Futures, sebagaimana dilansir CNBC International, Rabu (11/8/2021).

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Iran Dibombardir Israel, Bursa Asia & IHSG "Kebakaran"