
Kabar dari Kota Domisili Lionel Messi Menjegal Harga Minyak

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak dunia bergerak turun pada perdagangan pagi ini. Risiko perlambatan permintaan akibat pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) terutama penyebaran varian delta menjadi beban buat si emas hitam.
Pada Jumat (13/8/2021) pukul 08:03 WIB, harga minyak jenis brent berada di US$ 71,05/barel. Turun 0,36% dibandingkan sehari sebelumnya.
Sementara yang jenis light sweet harganya US$ 68,8/barel. Berkurang 0,42%.
![]() |
Koreksi harga emas terjadi merespons peringatan dari International Energy Agency (IEA). Lembaga yang berbasis di Paris (Prancis), domisili baru mega-bintang sepakbola Lionel Messi, memperkirakan permintaan minyak berisiko melambat karena penyebaran virus corona varian delta.
"Pertumbuhan permintaan pada paruh kedua 2021 diturunkan lumayan tajam. Ini karena pemberlakuan pembatasan sosial yang kembali terjadi di banyak negara, termasuk konsumen minyak utama terutama di Asia. Kami memperkirakan permintaan jatuh pada Juli 2021 seiring perlambatan permintaan di China, Indonesia, dan negara-negara Asia lainnya," sebut laporan bulanan IEA.
Halaman Selanjutnya --> Permintaan BBM Turun, Harga Minyak Ikut Turun
Pada Juli 2021, IEA memperkirakan permintaan minyak turun 120.000 barel/hari. Sementara untuk semester II-2021, proyeksi permintaan diturunkan 500.000 barel/hari dibandingkan perkiraan sebelumnya.
IEA menyinggung soal penurunan permintaan di Indonesia. Jika melihat data mobilitas penduduk, sepertinya pernyataan itu benar adanya.
Kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat pada 3-20 Juli yang kemudian berlanjut ke PPKM Level 4 di Jawa-Bali membuat mobilitas masyarakat berkurang. Mengutip laporan Apple Mobility Index, indeks mobilitas masyarakat Indonesia dengan mengemudi pada Juli 2021 rata-rata adalah 82,59 per hari. Turun dibandingkan sebulan sebelumnya yaitu 110,63 per hari dan ketimbang Juli 2020 yang sebesar 97,12 per hari.
![]() |
Penurunan mobilitas dengan mengemudi berarti permintaan bahan bakar minyak (BBM) pun berkurang. Jadi apa yang dikatakan IEA tentang Indonesia memang terjadi di lapangan. Tidak heran harga minyak ikut terkoreksi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Pasokan Libya Bikin Panas Harga Minyak