Saham BBCA Diborong Asing, IHSG Terbang Tinggi Usai Libur!

Putra, CNBC Indonesia
Kamis, 12/08/2021 15:42 WIB
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil melesat kencang pada perdagangan Kamis (27/7/21) dengan apresiasi 0,84% ke level 6.139,65 di tengah sentimen global rilis data inflasi di AS yang moderat dan kembali diembuskannya isu tapering atau pengurangan pembelian aset oleh bank sentral AS, The Fed.

Data BEI mencatat, nilai transaksi hari ini sebesar Rp 16 triliun dan terpantau investor asing menjual bersih Rp 144 miliar di pasar reguler.

Asing melakukan pembelian di saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebesar Rp 310 miliar dan PT United Tractor tbk (UNTR) Rp 106 miliar.


Sedangkan jual bersih dilakukan asing di saham PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) yang dilego Rp 870 miliar dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang dijual Rp 43 miliar.

Pelaku pasar nasional cenderung mengakumulasikan sentimen positif yang tertunda setelah libur nasional kemarin memperingati Hari Tahun Baru 1 Muharram 1443 Hijriah. Saat itu sentimen positif datang dari Amerika Serikat (AS) di mana Senat AS meloloskan paket stimulus senilai US$ 1 triliun.

Sentimen positif tambahan datang malam tadi setelah inflasi AS per Juli naik 5,4% (tahunan), atau sedikit di atas proyeksi ekonom dalam survey Dow Jones yang memperkirakan angka 5,3%. Inflasi bulanan di level 0,5% atau sesuai ekspektasi pasar.

Inflasi yang moderat ini memicu optimisme pasar bahwa bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) belum akan terburu-buru menuju pengetatan moneter, sehingga mendukung masuknya dana asing ke pasar negara berkembang, seperti Indonesia.

Selain itu, pelaku pasar juga perlu mencermati pergerakan harga minyak mentah dunia yang kembali melemah pada perdagangan kemarin, setelah Gedung Putih menyerukan Organisasi Negara Pengekspor Minyak (Organization of the Petroleum Exporting Countries/OPEC) dan sekutunya untuk menaikkan produksinya guna menopang pemulihan ekonomi dunia.

Pemerintahan Presiden AS Joe Biden mengatakan keputusan OPEC+ yang secara bertahap meningkatkan produksi tidak cukup efektif untuk bangkit dari momen kritis pemulihan global.

OPEC+ adalah 13 negara anggota OPEC ditambah Rusia dan produsen minyak lainnya selain OPEC.

"Kami bicara dengan anggota OPEC+ yang berpengaruh tentang pentingnya pasar yang kompetitif dalam menetapkan harga," kata Penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan dalam pernyataan dikutip dari CNBC International, Rabu (11/8/2021).

"Pasar energi yang kompetitif akan memastikan pasokan energi yang anda dan stabil, OPEC harus berbuat lebih banyak dalam mendukung pemulihan ekonomi [global]," tambahnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Tunggu Kabar Penting The Fed, IHSG Tumbang ke Zona Merah