Mayoritas Bursa Asia Ditutup Cerah, KOSPI-IHSG Melemah!

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
10 August 2021 17:05
A currency trader walks by the screens showing the Korea Composite Stock Price Index (KOSPI), left, and the foreign exchange rate between U.S. dollar and South Korean won at the foreign exchange dealing room in Seoul, South Korea, Tuesday, Dec. 10, 2019. Asian stock markets have fallen as investors look ahead to interest rate decisions by U.S. and European central bankers and possible American tariff hike on Chinese imports.  (AP Photo/Lee Jin-man)
Foto: Bursa Korea (KOSPI). (AP Photo/Lee Jin-man)

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa saham Asia ditutup menghijau pada perdagangan Selasa (10/8/2021), meskipun kekhawatiran mengenai penyebaran virus corona (Covid-19) masih membayangi benak pelaku pasar di Asia.

Indeks Nikkei Jepang ditutup menguat 0,24% ke level 27.888,15, Hang Seng Hong Kong meroket 1,23% ke 26.605,62, Shanghai Composite China melonjak 1,01% ke 3.529,93, dan Straits Times Singapura melesat 0,95% ke 3.207,36.

Sementara untuk indeks KOSPI Korea Selatan dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona merah pada hari ini. Indeks KOSPI ditutup melemah 0,53% ke level 3.243,19 dan IHSG terkoreksi ke posisi 6.088,41.

Pasar saham Korea Selatan berakhir di zona merah pada hari ini, terseret oleh kekhawatiran investor terkait penyebaran Covid-19 varian Delta yang membuat pemerintah setempat kembali memberlakukan langkah-langkah darurat.

Pemerintah Negeri Ginseng melaporkan sebanyak 1.540 kasus baru virus Covid-19 terjadi pada Senin kemarin, dengan kasus harian masih tersisa empat digit, bahkan setelah perpanjangan langkah-langkah darurat yang lebih ketat.

Sementara itu di Indonesia, pasar saham juga ditutup melemah setelah pemerintah kembali memperpanjang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4 hingga 16 Agustus mendatang.

Namun, sebagian besar indeks utama Asia berakhir positif pada hari ini. Pasar saham Hong Kong dan China memimpin reli indeks utama Asia hari ini, di tengah kenaikan kasus infeksi Covid-19 yang masih membebani sentimen investor di Asia.

Saham-saham emiten produsen minuman keras (miras) China memimpin penguatan pada penutupan perdagangan hari ini, yakni melesat 6,84%, setelah mencapai level terendah empat bulan terakhir di bulan Juli lalu.

Di lain sisi, bank sentral China (People Bank of China/PBoC) mengatakan pada Senin kemarin akan menjaga stabilitas kebijakan moneter dan menghindari stimulus yang berlebih.

Sementara itu dari Amerika Serikat (AS), kontrak berjangka (futures) indeks saham AS tak banyak berubah di sesi awal pra-pembukaan Selasa, setelah dini hari tadi Wall Street jatuh dari rekor tertinggi baru di tengah kekhawatiran seputar pandemi Covid-19.

Saham energi memimpin pelemahan setelah harga minyak anjlok hingga 4%, di tengah kekhawatiran adanya gelombang kasus baru Covid-19 yang bisa menekan permintaan energi utama dunia tersebut. Saham pengangkutan seperti Norwegian Cruise Line tertekan.

Pada perkembangan lain, pasar khawatir melihat sikap bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang bakal segera mengencangkan kebijakan moneter.

Dua pejabat bank sentral terkuat di dunia tersebut menyatakan bahwa laju pemulihan ekonomi AS dan kenaikan inflasi baru-baru ini bisa memicu dimulai diskusi mengenai kebijakan moneter ketat.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular