Analisis Teknikal

Pak Luhut Beri Kabar Baik, Rupiah Bisa Berjaya Lagi nih!

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
10 August 2021 08:15
Menteri Luhut Binsar Pandjaitan, sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan Ad Interim, di Kantor KKP, Jakarta.
Foto: Dokumentasi Kemenko Kemaritiman dan Investasi

Jakarta, CNBC Indonesia - Kurs rupiah melemah tipis 0,07% melawan dolar Amerika Serikat (AS) ke Rp 14.360/US$ pada Senin kemarin (9/8). Meski melemah, kinerja rupiah bisa dikatakan cukup bagus, sebab dolar AS sedang mengamuk, sementara data dari dalam negeri kembali menunjukkan risiko pelambatan ekonomi.

Indeks dolar AS kemarin kembali menguat 0,16% setelah melesat 0,6% pada hari Jumat.

Rilis data tenaga kerja AS pada Jumat pekan lalu menjadi awal mula kembali perkasanya dolar AS.

"Laporan data tenaga kerja AS yang kuat membuka jalan bagi The Fed (bank sentral AS) untuk melakukan tapering," tulis analis dari Mizuho Bank, Ken Cheung dalam risetnya.

Cheung mengatakan pelaku pasar kini memperkirakan The Fed akan mengumumkan tapering pada akhir Agustus nanti, saat pertemuan Jackson Hole.

Di sisi lain, dari dalam negeri Bank Indonesia (BI) kemarin melaporkan, Survei Konsumen periode Juli 2021 menghasilkan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) sebesar 80,2. Turun dibandingkan IKK bulan sebelumnya yaitu 107,4.

IKK menggunakan angka 100 sebagai titik mula. Kalau masih di bawah 100, artinya konsumen pesimistis memandang prospek perekonomian saat ini dan beberapa bulan mendatang.

Kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) membuat konsumen tidak percaya diri menatap perekonomian.

Meski demikian, ada kabar baik yang bisa membuat rupiah kembali perkasa pada hari ini, Selasa (10/8/2021). Pemerintah kemarin memperpanjang PPKM Jawa-Bali selama sepekan, dan di luarnya selama 2 pekan. Tetapi mal di beberapa wilayah, termasuk DKI Jakarta, sudah diizinkan buka, dengan kapasitas pengunjung 25% dan protokol kesehatan yang ketat.

"Pemerintah akan melakukan uji coba pembukaan secara gradual untuk mal, pusat perbelanjaan di (daerah) level 4 dengan memperhatikan implementasi protokol kesehatan," ujar Wakil Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Jenderal TNI (Purn.) Luhut Binsar Pandjaitan dalam taklimat media, Senin (9/8/2021).

Secara teknikal, resisten Rp 14.350/US$, dilewati rupiah kemarin, jika bergerak di atasnya ada berisiko pelemahan ke Rp 14.400/US$ hingga 14.410/US$.

Penembusan ke atas level tersebut akan membawa rupiah menuju Rp 14.450/US$, sebelum menuju Rp 14.500/US$ di pekan ini, bahkan tidak menutup kemungkinan lebih tinggi lagi.

Rupiah masih memilik potensi menguat, sebab kini bergerak di bawah rerata pergerakan 50 hari (moving average 50/MA 50), dan MA 100 yang berada di kisaran Rp 14.410/US$. Apalagi indikator stochastic belum mencapai wilayah jenuh jual (oversold). 

idrGrafik: Rupiah (USD/IDR) Harian
Foto: Refinitiv

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Ketika rupiah yang disimbolkan USD/IDR mencapai wilayah oversold, maka ada kemungkinan berbalik naik, artinya rupiah melemah.

Jika menembus ke bawah Rp 14.350/US$, rupiah berpeluang menguat ke support terdekat berada di kisaran Rp 14.300/US$ yang menjadi target penguatan. Penembusan ke bawah level tersebut akan membuka peluang ke Rp 14.270/US$ hingga Rp 14.260/USS atau MA 200 yang akan menjadi support kuat.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kabar Dari China Bakal Hadang Rupiah ke Bawah Rp 15.000/US$?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular