Rupiah Masih Kuat Lawan Dolar AS, Resepnya Apa sih?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
09 August 2021 17:00
Ilustrasi Dollar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Dollar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah sukses membukukan penguatan 3 pekan beruntun melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada minggu lalu, tetapi di awal perdagangan hari ini melemah tipis 0,07% ke Rp 14.360/US$.

Melihat pelemahan tersebut bisa dikatakan rupiah masih kuat, sebab dolar AS sebenarnya sedang mengamuk.

Pada Jumat pekan lalu, indeks dolar AS melesat 0,6% setelah rilis data tenaga kerja yang memperkuat ekspektasi tapering di tahun ini.

Departemen Tenaga Kerja AS Jumat lalu melaporkan sepanjang bulan Juli perekonomian AS mampu menyerap tenaga kerja di luar sektor pertanian (non-farm payrolls/NFP) sebanyak 943.000 orang, lebih tinggi dari hasil polling Reuters 880.000 orang.

Sementara tingkat pengangguran juga turun menjadi 5,4% dari bulan Juni 5,9%, dan lebih tajam dari prediksi 5,7%. Selain itu, rata-rata upah per jam juga mencatat pertumbuhan 0,4% dari bulan sebelumnya.

Pelaku pasar yang sebelumnya memperkirakan bank sentral AS (The Fed) akan melakukan tapering atau pengurangan nilai program pembelian aset (quantitative easing/QE) di tahun depan kembali memprediksi akan dilakukan di tahun ini alhasil, dolar AS yang sebelumnya tertekan kembali perkasa.

"Laporan data tenaga kerja AS yang kuat membuka jalan bagi The Fed untuk melakukan tapering," tulis analis dari Mizuho Bank, Ken Cheung dalam risetnya.
Cheung mengatakan pelaku pasar kini memperkirakan The Fed akan mengumumkan tapering pada akhir Agustus nanti, saat pertemuan Jackson Hole.

idrFoto: Datawrapper

Meski demikian, rupiah masih mampu menahan "amukan" dolar AS. Sebabnya, aliran modal yang besar masuk ke dalam negeri.

Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan sejak Kamis (29/8/2021) hingga Kamis pekan lalu di pasar obligasi aliran modal asing tercatat masuk sekitar Rp 12,34 triliun.

Hal tersebut terlihat dari kepemilikan asing yang naik menjadi Rp 966,7 triliun, dari posisi Rabu pekan lalu sebesar Rp 964,07 triliun.

Kemudian di pasar primer, penawaran yang masuk (incoming bids) dalam lelang Surat Utang Negara (SUN) yang dilakukan pemerintah kemarin sebesar Rp 107,8 triliun, lebih tinggi dari lelang sebelumnya Rp 95,6 triliun, sekaligus menjadi rekor tertinggi kedua sepanjang sejarah penerbitan SUN.

Dari incoming bids tersebut, yang dimenangkan oleh pemerintah sebesar Rp 34 triliun, lebih tinggi dari target indikatif Rp 33 triliun.

Selain itu, tingkat partisipasi investor asing juga meningkat di lelang kemarin, yakni sebesar 11,6% dari sebelumnya 7,6%. Tingginya minat terhadap obligasi Indonesia menjadi indikasi adanya aliran modal masuk ke dalam negeri, rupiah pun perkasa.

Selain itu, Bank Indonesia (BI) pada pekan lalu melaporkan cadangan devisa per akhir Juli sebesar US$ 137,3 miliar, naik dari bulan sebelumnya US$ 137,1 miliar atau sekitar US$ 200 juta.

"Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 8,9 bulan impor atau 8,6 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan," sebut keterangan tertulis BI yang dirilis Jumat (6/8/2021).

Dalam 2 bulan beruntun total cadev naik sebesar US$ 900 juta, sementara di bulan Mei jeblok US$ 2,4 miliar. Bulan sebelumnya cadev mencetak rekor tertinggi sepanjang masa US$ 138,8 miliar, kemudian jeblok hingga ke US$ 136,4 miliar yang merupakan posisi terendah di tahun ini.

Peningkatan cadangan devisa bisa memberikan sentimen positif ke rupiah, sebab BI memiliki lebih banyak amunisi untuk menstabilkan Mata Uang Garuda ketika mengalami gejolak.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rupiah Ngeri! 3 Hari Melesat 3% ke Level Terkuat 3 Bulan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular